jpnn.com, JAKARTA -
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah angkat bicara mengenai operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap sejumlah anggota dewan.
Terbaru, Wakil Ketua Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Golkar, Eni Maulani Saragih yang dicokok dari rumah dinas Mensos Idrus Marham, pada Jumat (13/7) kemarin.
BACA JUGA: Fahri Hamzah: Poros Baru Akan Muncul 9 Agustus
Kata Fahri, apa yang dilakukan lembaga antirasuah itu murni bagian dari operasi Intelejen.
"Kasus OTT dalam hukum tidak akan pernah terjadi kapan peristiwa pidana itu,” kata Fahri kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (14/7).
BACA JUGA: Bamsoet: Gresik Bisa Lebih Maju dengan Wisata Religi dan UKM
Bahkan, politisi PKS itu menantang untuk mencari pakar hukum yang berani debat dengan dirinya soal ini (OTT).
“Coba cari pakar hukum. Saya 'hajar' soal ini kalau dia tidak ngerti, tutup sekolah hukum itu," cetusnya.
BACA JUGA: Pandangan Terhadap Pembahasan Pendahuluan RAPBN 2019
Karena itu, Fahri menyakini sejumlah kasus OTT yang terjadi di lembaga DPR itu bagian dari skenario Intelejen.
"Operasi intelejen ini ngeri, siapa yang bayar dan siapa yang pesan. Kadang-kadang ini diadu, nomor 1 sama 2 diadu. Nomor 2 digarap," bebernya.
Namun, Fahri mengakui bahwa maraknya OTT oleh KPK karena kegagalan negara dalam pemberantasan korupsi.
"Kita disuruh 'tepuk tangan' terus. Cara tepuk tangan ini hanya OTT," cetus anggota DPR asal NTB itu.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bisa Jadi Suap untuk Bu Eni Terkait Hal Ini
Redaktur : Tim Redaksi