Fahri: Keberagaman Bisa Jadi Modal Indonesia untuk Mempersatukan Dunia

Sabtu, 15 Agustus 2020 – 16:32 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menyebut, Indonesia sebagai negara seharusnya memiliki peran besar untuk mempersatukan dunia.

Indonesia, kata Fahri, memiliki modal kuat berbicara persatuan dunia.

BACA JUGA: Penghargaan untuk Fadli dan Fahri Menuai Sorotan, Begini Respons Anis Matta

Fahri menyampaikan itu saat berorasi di acara 'Bangkit Dari Krisis, Menjadi Kekuatan Kelima Dunia', dan membuka acara 'Gelora Kemerdekaan 2020' di Jakarta, Jumat (14/8) malam.

"Realitasnya Indonesia sudah menjadi bangsa besar selama 75 tahun sekarang. Keberagaman yang terdiri dari 17 ribu pulau lebih ini tetap bersatu, tentu saja membuat kagum bangsa-bangsa dunia. Ini bisa menjadi format untuk menyatukan dunia," kata Fahri.

BACA JUGA: Merdeka! Ada API Gelora dan Orasi Fahri Hamzah untuk Peringati HUT RI

Selain berbicara persatuan dunia, Fahri turut menyoroti persoalan yang perlu dihadapi Indonesia dengan munculnya krisis, akibat pandemi Covid-19.

Menurutnya, Partai Gelora berupaya menyiapkan pemimpin yang bisa menjawab persoalan Indonesia di masa mendatang, dengan adanya Covid-19.

BACA JUGA: Sepasang Celana Dalam Ikut Jadi Bukti Perbuatan Terlarang AL

Satu di antara caranya, Partai Gelora mendirikan Akademi Pemimpin Indonesia (API) yang akan diluncurkan pada Senin (17/8) mendatang, oleh Ketua Umum Partai Gelora Muhammad Anis Matta.

"Pandemi Covid-19 telah mengubah cara memandang diri, ada yang pesimis dan tidak berani melangkah. Namun, ini peluang kesempatan kita sebagai bangsa. API akan mendidik pemimpin eksklusif, pemimpin berkarakter dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote," katanya.

Menurut dia, krisis saat ini bisa menjadi narasi dari kerja besar bangsa Indonesia yang akan mengantarkannya menjadi kekuatan ekonomi dunia, sederajat dengan bangsa-bangsa di dunia atau sebaliknya.  

"Inilah waktunya untuk bangkit, menjadi bangsa besar, tetapi ada pertanyaan besar, apakah keyakinan itu bisa dijalankan dan menjadikan bangsa Indonesia menjadi kekuatan kelima di dunia, sebagai pemimpin peradaban?" tanya Fahri.

Tentu saja, kata dia, hal ini memerlukan pemahaman tersendiri agar bisa melangkah ke depan.

Indonesia saat ini, masih diributkan dan bertengkar persoalan kecil seperti konflik mengenai ideologi Pancasila.

"Negara seperti tidak berdaya, hanya mengerjakan kegiatan rutin saja. Pemimpin tidak mengerti apa yang dilakukan, padahal dia nahkoda dari kapal besar Indonesia," kata dia.

"Pemimpin besar harus dilahirkan, API akan menjadi Kawah Candradimuka. Kami akan melatih kepemimpinan, persiapkan pemimpin yang pikirannya tidak mudah tergoyahkan," ucap Fahri.

Dia berharap, karakter pemimpin seperti Presiden pertama RI Soekarno dan Wapres pertama RI Muhammad Hatta, bisa terlahir dari API.

Soekarno dan Hatta, kata Fahri, adalah sosok pemimpin yang memiliki kekuatan dalam narasi dan realitas.

Dengan begitu, pemimpin tersebut yang bisa menjadikan Indonesia juara dunia atau paling tidak kekuatan kelima.

"Inilah waktunya, momentumnya. Semua harus berproses dan bergerak cepat. Mari terus yakinkan agar bisa menjadi kekuatan kelima dunia. Mudah-mudahan kita punya pemimpin dan dengan dirinya sendiri menjadi juara dunia," tegasnya.

Fahri menambahkan, selain membentuk API untuk mempersiapkan para pemimpin masa depan, Partai Gelora juga telah membentuk Akademi Manusia Indonesia (AMI).

"AMI sudah melakukan koordinasi masif ke seluruh anak bangsa dengan membentuk diri dan kepribadian Indonesia. AMI lebih masif sifatnya, nah kalau API menyiapkan stok pemimpinnya," pungkas Fahri. (ast/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler