Fahri Luncurkan Buku Mengapa Indonesia Belum Sejahtera?

Selasa, 07 Agustus 2018 – 13:02 WIB
Fahri Hamzah (tengah) meluncurkan buku Mengapa Indonesia Belum Sejahtera? di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/8). Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meluncurkan buku berjudul Mengapa Indonesia Belum Sejahtera? Sebuah Upaya Merekonstruksi Makna dan Indikator Kesejahteraan Indonesia, di gedung parlemen, Jakarta, Selasa (7/8).

Setelah diluncurkan, buku itu dibedah oleh pakar antara lain mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, mantan Dirjen Pajak Fuad Bawadzier, dan Staf Ahli DPR Bidang Kesra Gianto dan dimoderatori oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay.

BACA JUGA: Support Ustaz Mahfuz untuk Persekutuan Anis-Fahri demi PKS

Fahri dalam pengantarnya di sesi diskusi mengatakan bahwa buku ini sebenarnya ada tiga jilid. Ini merupakan jilid yang pertama. "Inti buku ini kenapa statistik itu seperti berbohong? Mengapa merasa berbeda dengan apa yang dikatakan statistik?" kata Fahri saat peluncuran buku.

Dia menjelaskan buku ini mencoba mengidentifikasi seluruh persoalan mengapa Indonesia belum sejahtera. Menjawab pertanyaan "Mengapa Indonesia Belum Sejahtera" maka buku ini mengungkap berbagai persoalan dalam pengukuran kinerja ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

BACA JUGA: Anda Kira Pak Jokowi Gampang Dapat Tiket Capres? Berat, Bos!

Fahri dalam pengantar di bukunya menyatakan, selama ini negara menyajikan statistik-statistik kemajuan pembangunan dan kesejahteraan yang secara numerik terlihat bagus dan penuh puja-puji dari berbagai kalangan.

"Tetapi statistik ini apakah telah benar mengindikasikan perbaikan riil kesejahteraan rakyat atau belum, lambat laun, saya mulai meragukan," ujar Fahri.

BACA JUGA: Fahri: PKS Menyerah Saja

Menurutnya, keraguan ini cukup beralasan mengingat secara metodologis, alat ukur kesejahteraan tidak pernah mengalami perubahan dan perbaikan sebagai upaya penyesuaian terhadap perkembangan zaman.

Padahal, kompleksitas manusia dan kehidupan terus berubah dan berkembang. Dimensi manusia yang berkembang ini yang kian lama semakin menghilang dari sistem pengukuran kesejahteraan.

Dalam alat ukut yang dipakai negara selama ini, manusia tampak dinilai hanya sebatas manusia ekonomi yang materialistik. "Sehingga kemajuan yang terpotret hanya menampilkan sejauh mana kebutuhan materi terpenuhi, itu pun dalam standar yang minimum," ungkapnya.

Dalam masa tugas sebagai pimpinan DPR yang membawahi bidang kesejahteraan rakyat, Fahri sudah melakukan perjalanan ke semua daerah di Indonesia baik perkotaan maupun pelosok terdalam dan terluar.

"Realitas yang saya hadapi dalam perjalanan tersebut membuat saya berpikir ulang dan mempertanyakan capaian-capaian statistik selama ini," kata dia.

Menurut Fahri, statistik dan alat ukur yang menjadi pegangan negara selama ini tampak tidak ada maknanya jika dihadapkan pada realitas bangsa ini yang begitu besar dan kompleks.

Fahri di halaman 172 bukunya mengingatkan bahwa data yang akurat dan konsisten adalah kunci utama dalam pengambilan kebijakan. "Dalam konteks kebijakan pengentasan kemiskinan, soliditas data jumlah orang miskin dan profil kemiskinan menjadi kata kunci dari keberhasilan program," ujar Fahri.

Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar mengapresiasi peluncuran buku ini. "Kami bangga peluncuran semoga ini menjadi titik Indonesia menuju sejahtera," kata Indra. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Hamzah: Masa Kampanye Tak Dukung Pemerintah Dilarang?


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler