jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai wajar sikap Rusia yang membantah istilah propaganda Rusia yang sempat dilontarkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Bahkan, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva menyatakan bahwa isu “propaganda Rusia” adalah hoaks.
BACA JUGA: Fahri Hamzah: Masuk Bui Semua Dong Kalau Begitu
BACA JUGA: Prabowo Baru Beri Janji, tetapi Harus Bisa Bantah Klaim Keberhasilan Jokowi
Menurut Fahri, sikap dubes itu merupakan wujud membela negaranya dari tuduhan melakukan propaganda dan intervensi pemilu di Indoensia. Dia menyatakan, dalam konvensi diplomatik, dubes boleh membela demi menjaga nama baik negaranya.
“Itu kan dia harus menjaga nama negaranya. Dalam konvensi diplomatik itu dia boleh membela diri kalau ada tuduhan seperti itu karena dia punya kemerdekaan dan mewakili negaranya untuk mengatakan bahwa mereka tidak terlibat,” katanya di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/2).
BACA JUGA: Jokowi Sudah Siapkan Serangan Balik yang Tajam di Debat Kedua
Fahri mengingatkan sebaiknya siapa pun, apalagi seorang presiden tidak menyeret-nyeret nama negara tertentu secara definitif. Apalagi, jika tidak memiliki bukti yang kuat. Menurut dia, kalau berbicara istilah asing masih boleh, sebagai bentuk kewaspadaan.
“Tapi, kalau menyebut secara definitif nama suatu negara mengintervensi pemilu kita, itu tidak baik bagi hubungan diplomatik kedua negara,” ujarnya.
BACA JUGA: Fahri Hamzah Yakini GARBI Tak Akan Terbendung PKS
BACA JUGA: Andi Widjajanto: Kekhawatiran Jokowi soal Propaganda Rusia Tidak Berlebihan
Karena itu, sekali lagi Fahri mengingatkan untuk tidak menyebut nama negara tertentu melakukan propaganda, kecuali memang memiliki bukti yang kuat.
Fahri mengatakan, kalau memang Jokowi merasa ada propaganda Rusia, tinggal panggil saja duta besarnya untuk dimintai penjelasan apakah benar atau tidak.
“Jangan melempar (isu), karena bisa merusak apa yang sudah dibangun selama ini oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya,” kata mantan wakil sekretaris jenderal Partai Keadilan Sejahtera itu.
Sebelumnya diberitakan, Dubes Rusia untuk Indonesia Lyudmila Georgievna Vorobieva membantah istilah 'propaganda Rusia'. Vorobieva mengatakan, istilah 'propaganda Rusia' tidak berdasar dan bukan hal yang nyata. Dia menegaskan istilah itu tidak bersumber dari Rusia, melainkan buatan Amerika Serikat AS).
"Dengan disebutkannya propaganda Rusia, istilah itu sendiri sebenarnya dibuat sebagai propaganda Amerika Serikat karena istilah ini dibuat oleh Rand Cooperation pada tahun 2016 saat Amerika Serikat menyelenggarakan pemilu. Istilah ini tidak memiliki dasar di dunia nyata," kata Vorobieva saat press briefing di kediamannya, Jalan Karet Pedurenan, Nomor 1, Jakarta Selatan, Rabu (13/2). (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Tak Bicara Banyak, Hanya Bisa Berdoa Buat Bu Ani
Redaktur & Reporter : Boy