jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Senior Faisal Basri menilai pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tidak komperhensif dalam mengendalikan laju inflasi.
Menurut Faisal, keberhasilan Jokowi menekan inflasi tidak seindah yang dibayangkan, bahkan hanya semu belaka.
BACA JUGA: Bagikan BLT Minyak Goreng, Jokowi Tunjukkan Gestur 3 Jari
Pasalnya, lonjakan harga-harga yang belakangan ini naik membuat beban rakyat semakin bertambah.
"Saya ingat legacy Jokowi pertama kali dalam sejarah ialah menghadiahi rakyat Indonesia dengan inflasi yang rendah secara konsisten," ujar Faisal Basri dalam webinar bertajuk "Harga Kian Mahal, Recorvery Terganggu, Jumat (8/4).
BACA JUGA: Sesuai Arahan Jokowi, Mentan SYL Tegaskan Komitmen Perkuat Produksi Pinang
Namun, Faisal memberikan kritik terhadap pemerintahan Jokowi.
Terlepas dari caranya mengendalikam inflasi, Ekonom dari Universitas Indonesia itu menilai pemerintahan Jokowi bukan memperbaiki pasokan dan logistik melainkan melakukan metode injak kaki.
BACA JUGA: Pengamat: BLT Minyak Goreng Meninabobokan Rakyat
Menurut dia, obsesi Jokowi mengendalikan inflasi dengan hasil cepat malah mengakibatkan subsidi menggelembung.
"Saya rasa, sebentar lagi pemerintah akan menyerah karena subsidinya luar biasa," ungkap Faisal.
Kemudian, lanjut Faisal, konsumsi pangan yang masih tinggi menandakan sebagian besar rakyat Indonesia pendapatannya masih rendah.
Artinya, jika harga pangan bergejolak akan sangat berpengaruh kepada rakyat miskin akan sangat besar dan Ini menimbulkan gejolak sosial.
Selajutnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 20 sekitar 20 persen masyarakat yang pengeluaran untuk pengeluaran makanannya 64 persen.
Namun, jika 20 persen masyarakat terkaya pengeluaran makanan hanya 3 9,2 persen dan menyebabkan pertumbuhan angka kemiskinan akan double digit lagi. (mcr28/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demo 11 April Terkait Presiden Jokowi? Kombes Zulpan Bilang Begini
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari