Faisal Basri: Kemiskinan di Indonesia Belum Terselesaikan

Rabu, 15 Agustus 2018 – 22:30 WIB
Faisal Basri (2 dari kiri) dalam diskusi bertajuk Memilih Pemimpin Masa Depan Pro Ekonomi Rakyat yang digelar IndoSterling Forum (ISF) di Conclave Auditorium, Jakarta Selatan, Rabu (15/8). Foto: ISF

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi Faisal Basri mengatakan, permasalahan kemiskinan di Indonesia belum terselesaikan.

Pasalnya, masyarakat berpendapatan rendah masih sangat tinggi, yakni 40 persen.

BACA JUGA: Merokok Bisa Bikin Warga jadi Miskin, nih Datanya

"Pemerintah harus hadir untuk memberdayakan yang paling lemah (40 persen rakyat miskin)," kata Faisal dalam diskusi bertajuk Memilih Pemimpin Masa Depan Pro Ekonomi Rakyat yang digelar IndoSterling Forum (ISF) di Conclave Auditorium, Jakarta Selatan, Rabu (15/8).

Dia menambahkan, sebagian besar dari kelompok terbawah itu berprofesi sebagai petani. Menurut Faisal, petani di Indonesia belum sejahtera.

BACA JUGA: Menanti Konsistensi Pemerintah Tekan Impor

Selain itu, upah riil buruh tani terus mengalami penurunan. Hal tersebut berbanding dengan gaji di perkotaan yang selalu naik.

Fasial menyebutkan, sebanyak 61 persen penduduk miskin hidup di desa.

BACA JUGA: Rukiyah Tinggal Bareng 3 Anaknya, Semua Lansia dan Menderita

"Kalau kita ingin menuntaskan orang miskin, ya, hantam di ulu hatinya, di desa,” kata Faisal.

Founder IndoSterling Group William Henley menjelaskan, pihaknya sengaja menggelar diskusi itu untuk membahas topik terhangat.

“Bersama sosok yang kompeten dan kredibel, kami mengupasnya dari sisi perekonomian. Kami mengajak pemilih dan pelaku usaha, mengantisipasi apa yang berpotensi terjadi selama lima tahun ke depan, siapa pun yang memimpin negeri ini,” kata William.

Sementara itu, Communication Director IndoSterling Group Deasy Sutedja mengatakan, diskusi ini merupakan kegiatan yang berlangsung secara reguler setiap dua bulan.

Deasy berharap forum ini bisa menjadi ruang bagi para pelaku usaha ekonomi Indonesia untuk mendapatkan gambaran besar tentang pemimpin yang berpihak pada kepentingan rakyat.

“Ini menjadi hal penting untuk diketahui pemilih di Indonesia. Jangan sampai kita salah memilih pemimpin karena ini bisa berdampak pada nasib ekonomi bangsa lima tahun ke depan,” kata Deasy. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Membedah Efek THR dan Gaji ke-13 PNS


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler