jpnn.com, MEDAN - Sebuah fakta baru terkait kasus pembunuhan dua wanita muda di Medan, Sumut, yang dibunuh oknum polisi bernama Aipda Roni Syahputra (RS).
Fakta baru tersebut adalah tentang perselisihan Aipda Roni Syahputra (RS) dengan Rizka Fitria yaitu soal titipan ke tahanan di Polres Belawan.
BACA JUGA: Terungkap, Aipda RS Habisi Dua Gadis Medan di Kamar Hotel, Begini Pengakuannya
Ternyata titipan itu berasal dari bibi Rizka Fitria.
Meski hanya berupa titipan perlengkapan alat mandi berupa sabun mandi dan odol, serta obat-obatan, ternyata titipan itu tak kunjung disampaikan Aipda Roni ke tahanan dimaksud di sel tahanan Polres Belawan.
BACA JUGA: Inilah Kronologi Aksi Koboi Oknum Polisi Iptu Mustofa yang Viral di Medsos
Akibat kesalahpahaman ini, nyawa Rizka Fitria (21) dan Aprilia Cinta (16) pun melayang di tangan Aipda Roni Syaputra, polisi yang bertugas di Polres Belawan.
Padahal Rizka ini juga dikenal pelaku karena selama ini Rizka merupakan honorer atau pekerja harian lepas (PHL) di Polres Belawan.
BACA JUGA: Habisi Dua Wanita Muda di Hotel, Aipda RS Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara
Cahaya, Bibi Rizka, yang juga tetangga Rizka di Lorong V Kelurahan Bagan Deli, Medan Belawan, menceritakan bahwa dia pernah meminta tolong kepada Rizka yang juga masih ponakannya itu memberikan sesuatu ke anaknya yang sedang ditahan di sana.
Cahaya menitipkan barang berupa sabun, odol, dan obat-obatan kepada anaknya yang sedang ditahan itu.
Titipan itu diberikan pada Kamis 4 Februari 2021, di mana tahanan tersebut juga adalah sepupu dari Rizka sendiri.
“Besok awak antar ya, diantarlah besoknya titipan itu,” katanya kepada wartawan, Senin (1/3/2021) usai mengikuti demonstrasi warga Medan Belawan di Polres Belawan.
Ternyata, titipan tersebut rupanya tak diantarkan oleh pelaku Aipda Roni Syahputra hingga akhirnya Rizka kembali menanyakan kepada pelaku.
“Dari tanggal 4 itu sekitar tanggal 6 bapak kasih kabar lagi, titipan tadi belum sampai. Baru awak bilang sama Rizka kok titipannya belum sampai. Besok awak tanyakan ya bulek (bibi) katanya. Ditanyakannya lah sama si pelaku tanggal 7,” jelasnya.
Cahaya menyebutkan, dari pengakuan Rizka, bahwa pelaku baru masuk piket di tahanan Polres Belawan pada tanggal 8 Februari.
“Terus pulang kerja itu dia ngasih kabar lagi, dibilangnya Bulek dia nggak masuk, besok baru piket itu sekitar tanggal 8,” ungkapnya menirukan perkataan Rizka saat itu.
Cahaya menyebutkan bahwa sangat konyol alasan membunuh Rizka Fitria dan Aprilia Cinta hanya dikarenakan sakit hati akibat sebuah paket yang tak disampaikan ke tahanan.
“Makanya kubilang logika saja, dia anak perempuan, anak gadis, kek mana kali rupanya dia nanya sama seorang polisi, kalau di bilang orang tua, sampai sakit hati,” ungkapnya.
Cahaya membantah keterangan polisi yang menyebutkan Rizka menyelonong masuk ke ruang tahanan untuk memberikan paket ke sepupunya tersebut.
BACA JUGA: Habisi Dua Wanita Muda di Hotel, Aipda RS Terancam Hukuman 15 Tahun Penjara
“Keterangan dari polisi kan dia hari Sabtu ngantar paket. Jam bezuk sudah lewat, karena dia seorang PHL di sana, dia dibilang langsung masuk saja, jadi (pelaku) sakit hati. Itu keterangan dari polisi yang kubaca di media,” jelasnya.(ral/pojoksatu)
Redaktur & Reporter : Budi