Fakta di Balik Aktivitas PSK Warung Remang LCM

Selasa, 12 September 2017 – 00:12 WIB
PSK yang terjaring razia warung remang-remang. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, BANYUWANGI - Aktivitas PSK di warung remang-remang kawasan Pelabuhan Landing Craft Machine (LCM), Desa Ketapang, Kalipuro, Banyuwangi, Jatim, diduga kambuh lagi.

Puluhan wanita yang disinyalir berpraktik sebagai PSK tiap malam terlihat menjaring para pria hidung belang.

BACA JUGA: Ribuan Warga Tarakan Belum Nimati Air Bersih

Diduga, warung remang LCM itu sudah cukup lama beroperasi kembali. Sayang, aktivitas mereka menjajakan diri tersebut terkesan aman-aman saja.

Aparat kepolisian setempat sudah berulang kali merazia praktik mesum tersebut. Namun, hari ini dirazia, besoknya buka praktik lagi.

BACA JUGA: Tahun Depan, Kelurahan Kantongi Rp 2 Miliar

Upaya penyegelan beberapa wisma yang sudah dilakukan Satpol PP Banyuwangi pun tak membuat kapok para wanita-wanita malam tersebut.

Bahkan, tiap malam terlihat sejumlah pria hidung belang keluar masuk wisma. “Kalau siang begini, (sebagian PSK) tidak ada di wisma. Yang ada hanya muncikari dan beberapa PSK yang berasal dari luar kota,” ujar Novi, 25, salah seorang PSK.

BACA JUGA: Gara-Gara Status Instagram, 2 Cewek Keroyok Temannya

Dari pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, aktivitas para PSK tersebut baru bisa dilihat pada malam hari. Setelah pukul 19.00, deretan wisma-wisma tersebut dipenuhi banyak wanita berpakain seksi.

Ada yang kongkow-kongkow di depan wisma, ada pula yang sekadar duduk-duduk di kursi ruang tamu. Dentuman suara musik bersahut-sahutan dari masing-masing wisma.

Kebanyakan tamu wisma tersebut merupakan para supir yang hendak menyeberang ke Bali. Untuk melepas penat sembari menunggu kapal, mereka mampir ke wisma.

“Penghuni wisma semakin hari semakin bertambah. Bahkan, sampai ada yang dari Bali dan Jawa Tengah,” ungkap Novi.

Selain warung remang LCM, kawasan Warung Panjang yang terletak di pinggir jalan raya Dusun Gunung Remuk, Desa Ketapang, juga terlihat ramai.

Selain menawarkan jasa karaoke, para wanita yang mangkal di Warung Panjang juga bisa di-booking.

“Sekitar pukul 21.00, wanita-wanita penghuni wisma mulai berdatangan. Berbeda dengan warung remang LCM, di Warung Panjang malah 24 jam buka,'' ungkap Nuryanto, 40, bagian keamanan wilayah.

Salah seorang wanita yang mangkal di warung panjang, Nurul, 26, menuturkan, pada siang hari para wanita tersebut tinggal di dalam kamar dan tidur.

Selama tinggal di wisma, disebutkan ada banyak pungutan. Ada uang sewa warung dan bayar uang ‘tibum’ (uang informasi).

Uang informasi untuk setiap bulan per orang ditarik Rp 50.000. “Kalau ada razia, kami selalu dikasih kabar,” ucap Nurul.

Kasatpol PP Banyuwangi, Edi Supriyono mengaku belum tahu kalau dua tempat tersebut menggeliat lagi. Sejatinya, pihaknya sudah intens merazia tempat tersebut. Setiap malam dilakukan operasi rutin.

“Kalau memang informasinya seperti itu, anggota saya perintahkan lagi untuk merazia. Saya masih ada di Malang, jadi tidak bisa memantau secara langsung,” ujarnya saat dihubungi via ponselnya.(kri/aif/c1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Pertimbangkan Tol Laut Singgah di Pelabuhan Bima


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler