Faktor Bandara Perkecil Resiko Kerusakan Lion Air

Pesawat Jarang Istirahat, Peralatan Cepat Aus

Rabu, 25 Februari 2009 – 19:46 WIB

JAKARTA – Kelihaian pilot pesawat jenis MD 90 milik maskapai penerbangan Lion Air saat mendaratkan pesawat tanpa roda depan di Bandara Hang Nadim Senin (23/2) petang lalu memang banyak mengundang pujianNamun menurut pengamat penerbangan Dudy Sudibyo, hal yang tidak boleh dilupakan adalah faktor bandara yang turut memberi andil sehingga pesawat naas itu tidak berujung fatal.

“Saya beberapa kali ke Batam

BACA JUGA: Bentuk Tim Penyelidik Kasus Lapindo, Komnas HAM Desak SBY

Insiden kemarin menunjukkan faktor Hang Nadim memang bagus karena pesawat bisa mendarat dan tidak menimbulkan kerusakan fatal,” ujar Dudy yang dihubungi JPNN, Rabu (25/2) petang.

Menurut pemimpin redaksi pada sebuah majalah penerbangan ini, Capt
Pilot Anwar Haryanto dan co-pilot Eryanto jelas sudah melakukan prosedur pendaratan yang benar

BACA JUGA: Judi Ditutup, Narkoba Merajalela

“Saya lihat landing-nya juga soft,” ulas Dudy.

Ditambahkannya, keputusan pilot untuk tidak melakukan ditching (pendaratan di air) juga sudah sangat tepat
Pasalnya, jika pilot memaksakan mendarat di perairan sekitar Batam akan sangat beresiko.

“Pertama karena lalu lintas pelayaran di sekitar Batam cukup padat

BACA JUGA: Indonesia jadi Focal Point Tsunami

Kedua, kondisi ombak saat ini juga cukup tinggiJadi keputusan untuk tetap mendaratkan pesawat di Hang Nadim dengan terlebih dulu menipiskan bahan bakar sudah sangat tepat,” urainya.

Justru yang disayangkan Dudy adalah tidak adanya istrumen otomatis untuk membuang bahan bakerAkibatnya, pilot harus berputar-putar di udara Batam lebih lama untuk menipiskan bahan bakarMeski demikian Dudy juga mengakui bahwa tidak adanya isntrumen itu membawa hikmah tersendiri“Hikmahnya tim evakuasi di Hang Nadim bisa prepare (mempersiapkan) lebih baik,” ucapnya.

Perihal rusaknya water deflector sehingga menyebabkan roda depan (landing gear) tidak keluar, Dudy menegaskan bahwa semua peralatan tentunya memiliki jam operasionalDudy juga meyakini bahwa pihak Lion Air tentunya sudah melakukan perawatan MD-90 sesuai standar.

“Tetapi memang kadang tidak bisa ditebak atau didugaMesti record (catatan) perawatannya bagus, tetapi faktor peralatan yang aus karena sering dioperasikan memang tidak bisa didugaKita tahu pesawat itu jarang istirahat di suatu bandara dalam kurun waktu yang lamaAlat itu tentu mengalami aus jugaBanyak memang peralatan pesawat yang sudah aus sebelum usia operasionalnya berakhir,” imbuhnya.

Dipaparkannya, sebuah pesawat terdiri dari ribuan komponenBahkan dalam mesin pesawat terdapat ribuan spare partKarenanya, faktor peralatan yang aus bisa saja menjadi sebab rusaknya water deflector.

Dihubungi terpisah, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya belum menerima pemberitahuan resmi dari KNKT tentang penyebab rusaknya water deflector“Selain itu, Direksi Lion juga belum mendapat laporan dari bagian teknis Lion Air,” ujar Edward yang dihubungi JPNN.

Menurutnya, tentu ada penyebab sehingga water deflector patah sehingga landing gear tidak bisa berfungsi“Yang kita tunggu adalah penyebab patahnya,” tandasnya.

Pihak Lion Air, imbunya, jelas tidak menduga hal itu akan terjadi lantaran semua perawatan seluruh pesawat milik Lion Air sudah dilakukan sesuai schedule dan prosedur keselamatan penerbangan“Tetapi ibarat kita bawa mobil dari rumah yang awalnya baik dan lancar, ternyata di jalan selang radiator bocor sehingga mobil panasTentu kita tidak menduga kan? Pastinya yang kita lakukan adalah perawatan sesuai prosedur dan semua peralatan yang sesuai jadwal harus diganti tentu kita ganti,” bebernya.

Namun sejauh ini, imbuh Edward yang kini dipercaya sebagai juru bicara Lion Air ini, pesawat yang naas di Batam itu sudah berhasil diterbangkan di Jakarta dari Batam“Tadi landing-nya juga bagusTetapi untuk sementara tetap kita grounded, kita cek semuayang memang perlu diperbaiki jelas akan kita perbaiki,” ujarnya seraya menambahkan pesawat itu akan kembali dioperasikan melayani penumpang setelah dipastikan layak terbang dan mendapat serfikasi dari Direktorat Jendral Perhubungan Udara Dephub.

Sementara saat disinggung tentang rencana pemko Batam memberikan penghargaan kepada Capt pilot Anwar Haryanto, Edward menilai hal itu sebagai sesuatu yang positif“Tentu itu adalah hak institusi ataupun pribadi untuk memberikan apresiasiKita jelas melihatnya sebagai sebuah apresiasi yang potisif,” ucapnya.

Namun demikian Edward mengaku belum mendapat pemberitahuan resmi dari Pemko Batam“Tetapi soal award itu secara selentingan saya sudah mendengarTentu ini sesuatu yang positif bagi kami,” tandasnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hill: Pers Indonesia Lebih Maju Pasca Rezim Soeharto


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler