BACA JUGA: Indonesia jadi Focal Point Tsunami
Jaringan sindikat narkoba pun kian kuat dan semakin susah dipangkas.Demikian disampaikan AKBP Samsurijal Mokoagow, Penyidik Madya Dit IV/TP Narkoba dan KT Bareskrim Polri
BACA JUGA: Hill: Pers Indonesia Lebih Maju Pasca Rezim Soeharto
Kondisi ini terus berlangsung hingga sekarang.“Coba hitung sendiri berapa keuntungan yang didapat bandar narkoba dengan merusak moral rakyat Indonesia
BACA JUGA: Kemerdekaan Pers Milik Rakyat, Bukan Milik Wartawan
Kalau 10 tahun berarti mereka berhasil mendapatkan untung dari shabu dan ekstasi Rp 44 triliun,” bebernya.Kondisi ini, menurutnya pula, diperparah dengan beralihnya usaha para cukong judi ke sindikat narkoba“Ketika judi ditutup, mereka kan tidak punya pekerjaan lagiAkhirnya mereka alihkan dananya dengan membangun pabrik shabu dan ekstasi,” ujar Samsurijal.
Dia mengemukakan contoh kasus Aseng, bandar judi di Manado yang membangun pabrik shabu di Taman Palem LestariSaat dibekuk, katanya, Aseng mengaku 'terpaksa' menjual psikotropika karena tidak punya lahan pekerjaan lagi.
“Mereka ini kan maunya dapat uang cepatMakanya tanpa pikir halal atau tidak langsung diambil11 tahun saya selidiki tentang jaringan ini, ternyata ada gembongnya yang lebih besarKalau gembong ini berhasil ditangkap, paling tidak bisa mengurangi angka peredaran narkoba di Indonesia,” tandas peraih penghargaan dari AFP Australia karena dinilai berhasil dalam investigasi penanganan kejahatan narkoba itu.
Dia mengakui, saat ini aparat tengah mengintai gembong besar Mr X yang berada di BelandaSudah 80 persen data yang dia kantongi, namun soal kapan bakal digerebek, Samsurijal enggan menjawabnya, dengan alasan untuk menjaga jangan sampai tersangka melarikan diri.
“Lima tahun saya mengintai dia, dan terakhir dia berdomisili di BelandaKarena itu tim TP Narkoba dan KT Bareskrim Polri bekerjasama dengan polisi federal Belanda untuk membekuk gembong narkoba tersebut,” tukasnya(esy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RI Siap Andalkan Nuklir untuk Ketahanan Energi
Redaktur : Tim Redaksi