Judi Ditutup, Narkoba Merajalela

Rabu, 25 Februari 2009 – 17:17 WIB
JAKARTA — Ditutupnya lokasi perjudian di Indonesia umumnya dan Sulawesi Utara (Sulut) khususnya, ternyata menimbulkan masalah baruTransaksi penjualan barang haram psikotropika semakin meningkat

BACA JUGA: Indonesia jadi Focal Point Tsunami

Jaringan sindikat narkoba pun kian kuat dan semakin susah dipangkas.

Demikian disampaikan AKBP Samsurijal Mokoagow, Penyidik Madya Dit IV/TP Narkoba dan KT Bareskrim Polri
Menurutnya, sejak tahun 1998, setiap tiga bulannya ada 1 juta butir ekstasi senilai Rp 100 miliar dan 1 ton shabu bernilai Rp 1 triliun yang masuk ke Indonesia

BACA JUGA: Hill: Pers Indonesia Lebih Maju Pasca Rezim Soeharto

Kondisi ini terus berlangsung hingga sekarang.

“Coba hitung sendiri berapa keuntungan yang didapat bandar narkoba dengan merusak moral rakyat Indonesia
Per tahun saja keuntungan yang mereka dapat adalah Rp 4 triliun untuk shabu dan Rp 400 miliar untuk ekstasi

BACA JUGA: Kemerdekaan Pers Milik Rakyat, Bukan Milik Wartawan

Kalau 10 tahun berarti mereka berhasil mendapatkan untung dari shabu dan ekstasi Rp 44 triliun,” bebernya.

Kondisi ini, menurutnya pula, diperparah dengan beralihnya usaha para cukong judi ke sindikat narkoba“Ketika judi ditutup, mereka kan tidak punya pekerjaan lagiAkhirnya mereka alihkan dananya dengan membangun pabrik shabu dan ekstasi,” ujar Samsurijal.

Dia mengemukakan contoh kasus Aseng, bandar judi di Manado yang membangun pabrik shabu di Taman Palem LestariSaat dibekuk, katanya, Aseng mengaku 'terpaksa' menjual psikotropika karena tidak punya lahan pekerjaan lagi.

“Mereka ini kan maunya dapat uang cepatMakanya tanpa pikir halal atau tidak langsung diambil11 tahun saya selidiki tentang jaringan ini, ternyata ada gembongnya yang lebih besarKalau gembong ini berhasil ditangkap, paling tidak bisa mengurangi angka peredaran narkoba di Indonesia,” tandas peraih penghargaan dari AFP Australia karena dinilai berhasil dalam investigasi penanganan kejahatan narkoba itu.

Dia mengakui, saat ini aparat tengah mengintai gembong besar Mr X yang berada di BelandaSudah 80 persen data yang dia kantongi, namun soal kapan bakal digerebek, Samsurijal enggan menjawabnya, dengan alasan untuk menjaga jangan sampai tersangka melarikan diri.

“Lima tahun saya mengintai dia, dan terakhir dia berdomisili di BelandaKarena itu tim TP Narkoba dan KT Bareskrim Polri bekerjasama dengan polisi federal Belanda untuk membekuk gembong narkoba tersebut,” tukasnya(esy)

BACA ARTIKEL LAINNYA... RI Siap Andalkan Nuklir untuk Ketahanan Energi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler