jpnn.com, JAKARTA - Presiden Direktur PT Solusi Bangun Indonesia (Semen Indonesia Group) Aulia Mulki Oemar mengatakan, pasar semen menguat lantaran membaiknya makroekonomi.
’’Kelihatannya pemerintah lumayan agresif dari segi fiskal untuk men-jump start ekonomi di tanah air,’’ ujarnya, Rabu (26/6).
BACA JUGA: Dampak Infrastruktur Belum Terasa Optimal
Pemerintah baru menurunkan tarif PPh pasal 22 dari lima persen menjadi satu persen dari harga jual, tidak termasuk pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah (PPN dan PPnBM) khusus untuk rumah dan apartemen mewah.
BACA JUGA: Lippo Karawaci Tawarkan Hunian Menawan via Axia III
BACA JUGA: Kontribusi Belanja Daerah Semakin Baik
Menurut Aulia, kebijakan itu menjadi sentimen positif bagi pasar semen.
’’Apalagi, saat kabinet sudah terbentuk, saya kira negara ini take off-lah,’’ imbuhnya.
BACA JUGA: Membedah Kesulitan Pemerintah Daerah Terbitkan Obligasi
Direktur PT Solusi Bangun Indonesia (Semen Indonesia Group) Agung Wiharta memperkirakan konsumsi semen di Indonesia tumbuh tiga persen pada semester kedua
’’Kami tidak ada yang tahu. Namun, beberapa clue mengenai properti juga kontinuitas pembangunan infrastruktur akan membuat konsumsi semen di semester kedua akan bangkit,’’ terangnya.
Pada periode Januari hingga Mei, penjualan semen nasional mengalami penurunan sebesar 3,7 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Yakni, dari 26,7 juta ton semen pada Januari–Mei 2018 menjadi 25,7 juta ton pada periode sama 2019.
Namun, SBI hanya mengalami penurunan penjualan semen 2,8 persen pada periode tersebut.
’’Jadi, sedikit memperbaiki market share. Hingga akhir tahun, kami targetkan untuk mempertahankan pangsa pasar di sekitar 15 persen,’’ ungkap Agung.
Penjualan SBI sampai Mei 2019 mencapai 3,92 juta ton untuk pasar domestik. Sementara itu, volume ekspor SBI juga turun 27 persen dari 287 ribu ton menjadi 208 ribu ton.
Secara keuangan, selama kuartal pertama 2019, SBI berhasil menurunkan kerugian hingga 63 persen atau menjadi Rp 123 miliar dari Rp 332 miliar.
Penurunan tersebut disebabkan sinergi perluasan jangkauan pasar dan program-program efisiensi yang dilakukan secara internal oleh SBI yang didukung Semen Indonesia.
’’Kami tidak akan mengubah apa-apa di luar, tidak bisa mengubah situasi politik hari libur dan cuaca. Yang bisa dikontrol sinergi,’’ ujarnya. (vir/c5/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyebab Penjualan Semen Indonesia Turun 4,5 Persen
Redaktur & Reporter : Ragil