Fasilitas Kesehatan Ratusan, Dokter dan Perawat Masih Minim

Selasa, 29 November 2016 – 02:52 WIB
Ilustrasi. Foto: Bulungan Pos/JPNN

jpnn.com - TANJUNG REDEB – Jumlah fasilitas kesehatan dan dokter serta perawat di Kabupaten Berau tak seimbang.

Kabupaten Berau yang memiliki 13 kecamatan, sepuluh kelurahan dan seratus kampung, punya ratusan fasilitas kesehatan.

BACA JUGA: Gara-gara E-KTP, 224 Ribu Jiwa Terancam Kehilangan Hak Pilihnya

Seperti puskesmas dan puskesmas pembantu (pustu) yang tersebar di seluruh kecamatan dan kampung.

Tetapi, tidak seluruh puskesmas dan pustu dilengkapi jumlah dokter dan perawat yang ideal.

BACA JUGA: BSB Beroperasi, Pasar Bandara Sepinggan Berkurang 30 Persen

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan (Diskes) Berau Eko Siswadi mengakui hal tersebut.

Fasilitas kesehatan yang kurang atau membutuhkan sumber daya manusia di antaranya Puskesmas Long Laai Kecamatan Segah, Puskesmas Merapun dan Long Boi/Long Beliu di Kecamatan Kelay serta Rumah Sakit (RS) Pratama Talisayan.

BACA JUGA: Mengharukan, Ketika Bocah Lugu Ingin Ketemu Pembunuh Ibunya

“Perawat dan dokter yang masih kurang. Kami ada 20 puskesmas induk, dan akan ada tambahan di Long Boi. Jelas ini membutuhkan tenaga,” ujarnya kepada Berau Post, Minggu (27/11) kemarin.

Dia menambahkan, Puskesmas Long Laai sama sekali tidak ada dokter, baik dokter umum maupun dokter gigi.

Sementara di Merapun yang ada hanya dokter umum.

Untuk di Long Boi, masih menunggu proses pembangunannya selesai Desember mendatang.

“Jadi tahun depan sudah harus ada dokter umum dan dokter gigi serta perawatnya,” ujarnya.

“Setiap puskesmas kan standarnya ada dua dokter yakni umum dan gigi. Kalau untuk standar kebutuhan tenaga medis dan kesehatan, saya tidak tahu pasti, ada bidangnya sendiri di Diskes,” terangnya.

Untuk RS Pratama Talisayan, kata dia, juga masih kekurangan dokter umum dan gigi.

Yang ada saat ini hanya dua dokter umum dan satu dokter gigi. Minimal, sekelas RS Pratama harus ada empat dokter umum dan dua dokter gigi.

“Jika nanti naik tipe menjadi tipe D (sementara proses peningkatan tipologi), maka RS Pratama harus ada minimal dua dokter spesialis. Yang perlu disiapkan spesialis penyakit dalam dan kandungan/anak,” tuturnya. (arie pramana/udi/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rute Sebatik-Tawau Belum Terealisasi, Warga Merasa Dibohongi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler