PALU - Ratusan siswa SMA Negeri 2 Palu, sekitar pukul 10.00 Wita, Senin (28/11) berunjukrasa di halaman kantor Walikota PaluMereka, menyampaikan beberapa tuntutan, terkait bobroknya fasilitas penunjang belajar di sekolah berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) tersebut.
Para siswa yang datang dengan mengenakan seragam sekolah, membawa sejumlah spanduk bertuliskan tuntutannya
BACA JUGA: Gaji Guru Honorer Harus Sesuai UMK
Di antaranya, kata siswa bahwa pengadaan alat pendingin ruang (AC), komputer dan buku pelajaran, tidak sesuai dengan standar RSBI.Dalam orasinya para siswa, mengaku aksi unjukrasa tersebut mereka lakukan menyusul tidak adanya respons pihak sekolah terkait tuntutan yang telah mereka sampaikan sejak beberapa waktu terakhir.
“Kami tidak ingin janji, kami ingin bukti
BACA JUGA: Pembekuan Rekening Trisakti Dibatalkan
Copot mereka yang tidak mampu memenuhi tuntutan siswa,” kata salah seorang siswa dalam orasinya.Setelah beberapa saat melakukan orasi, belasan siswa dipersilakan masuk ke salah satu ruang pertemuan kantor Walikota untuk berdialog
BACA JUGA: Separuh Guru di Muna Tak Layak Mengajar
Kepada para siswa, Ali Kadir, mengaku bahwa selama ini pihaknya tidak pernah mengeluarkan janji seperti yang disampaikan oleh para siswa.“Kami mengatakan akan mengupayakan, kami tidak pernah berjanji seperti apa yang disampaikan para siswa saat melakukan unjukrasa,” kata Ali Khadir.
Menurutnya, pihaknya sudah beberapa kali melakukan perbaikan fasilitas yang rusak seperti WC, jendela dan pintu sekolahNamun sayangnya, para siswa kembali merusaknya.
Namun demikian, Ali Kadir, mengakui bahwa untuk pengadaan fasilitas penunjang belajar siswa menurutnya, masih menemui beberapa kendalaSeperti pengadaan AC di dalam ruang belajar khusus kelas XII, dimana instalasi listrik dan kondisi bangunan belum memenuhi syarat.
Mengenai tuntutan pembelian komputer, katanya saat ini harga komputer mengalami kenaikan sehingga pihak sekolah masih perlu penambahan danaUntuk masalah buku, kata Ali Kadir, kendalanya karena dana yang didapatkan pihak sekolah dari pemerintah setiap tahun terus berkurang.
“Pada tahun pertama kami masih mendapat bantuan Rp300 juta, tahun kedua Rp300 juta, tahun ke tiga Rp400 juta, tahun keempat Rp200 juta, sementara tahun depan diperkirakan tinggal Rp100 juta, dan tahun berikutnya kemungkinan sama sekali tidak ada lagi bantuan, sehingga pihak sekolah kesulitan untuk melakukan pengadaan buku,” tegas Ali Kadir.
Ali Kadir, meminta para siswa untuk bersabarSiswa diimbau menggunakan buku standar RSBI peninggalan lulusan sebelumnya yang kini tertampung di perpustakaan sekolah.
Pihak pemerintah Kota Palu, yang hadir dalam pertemuan tersebut, mengatakan pihaknya bersama pihak sekolah akan mengupayakan berbagai langkah untuk memenuhi tuntutan siswa.
“Dalam waktu dekat kami akan segera membicarakan tuntutan para siswa dengan pihak sekolah, mudah-mudahan dapat menemui titik terang,” ujarnya di hadapan para siswa yang sebagian besar pengurus organisasi siswa intra sekolah (Osis) SMA Negeri 2 Palu.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kota Palu H Ardiansyah Lamasitudju SPd, MSi, mengaku baru mengetahui persoalan yang dihadapi SMA Negeri 2“Selama ini kami mengira SMA Negeri 2 Palu baik-baik sajaSaya bangga melihat para siswa dengan berani menyampaikan aspirasinya demi mengupayakan perbaikan sekolah,” kata Ardiansyah.(cr4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PMB di UI Diduga Jadi Ladang Korupsi
Redaktur : Tim Redaksi