jpnn.com - JAKARTA - Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Suhardi Alius menegaskan bahwa pihak Federal Bureau Investigation (FBI) dan Australian Federal Police (AFP) sudah menemuinya untuk menawarkan bantuan dan memberikan support terhadap penanganan kasus sodomi murid Taman Kanak-Kanak Jakarta International School (JIS).
Menurut Suhardi, kehadiran FBI dan AFP, itu bukan untuk campur tangan menyelidiki kasus JIS. Bahkan, kata dia, bukan pula untuk menyelidiki kasus buronan pedofil FBI William James Vahey yang sempat mengajar di JIS pada 1992-2002.
BACA JUGA: Propam Usut Kematian Tersangka Sodomi JIS
Ia menambahkan, mereka pada prinsipnya mengapresiasi dan memberikan support atas apa yang telah dilakukan jajaran Polri dalam menangani kasus ini.
"Mereka menawarkan apa yang dapat mereka berikan kepada kita," ujar Suhardi di Mabes Polri kepada wartawan, Rabu (30/4).
BACA JUGA: FHI Tetap Minta P3K dari Honorer K2 Tidak Dites
Menurut Suhardi, itu sudah disampaikan oleh kedua penyidik negara tersebut kepada Polri. "Nanti supportnya seperti apa, nanti kita akan kordinasikan," ungkapnya.
Yang jelas, kata Suhardi, penyidikan yang dilakukan Polri tetap berangkat dari kasus sodomi yang dialami murid TK JIS oleh petugas kebersihan. "Tidak kasus buronan itu (William) Karena, takut bias nanti," katanya.
BACA JUGA: KPK Periksa Empat PNS Ditjen Pajak Untuk Hadi Poernomo
Menurut dia, kasus ini menjadi perhatian dunia internasional lantaran di sekolah itu para muridnya dari berbagai negara.
Namun, ia menegaskan, Polri tetap bersikap independent dengan kehadiran intelijen asing tersebut. Menurutnya, Polri tetap mengunakan aturan hukum Indonesia. "Kita akan berangkat dari kasus ini dulu, tidak kasus buronan itu. Karena takut bias nanti," ungkap dia.
Suhardi menjelaskan, sebelumnya pihak AFP sudah bertemu dengan Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Komisaris Besar Tony Hermanto. Menurutnya, pertemuan itu terkait dengan guru-guru dari Australia yang mengajar di JIS dan penawaran yang diberikan pada pihak Polri.
"Nantinya mereka akan berbicara dengan warganya apakah ada korban lain. Mudah-mudahan dari situ ada data tambahan baru dan data itu yang akan dipakai (Polri)," katanya.
Wadir Tipidum Bareskrim Polri Kombes Toni Hermanto mengatakan tim AFP terhitung kemarin sudah datang ke Indonesia. AFP sendiri dipastikanan Tony datang hanya untuk berkonsultasi dengan warga Australia di JIS. "Ini terkait dengan adanya guru-guru Australia dan murid-murid yang ada disana," katanya.
Sedangkan FBI baru akan datang pada Senin pekan depan. Baik AFP maupun FBI, kata Tony tak ikut campur tangan dalam proses penyidikan yang dilakukan Polri. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalani Musrembangnas Terakhir, SBY Minta Maaf
Redaktur : Tim Redaksi