Federer Serasa di Bulan

Gelar Grand Slam Pertama setelah Jadi Ayah

Senin, 01 Februari 2010 – 02:26 WIB
JUARA - Andy Murray hanya menatap saat Roger Federer mencium trofi juaranya usai final Australia Terbuka di Melbourne, Minggu (31/1). Foto: Reuters/Tim Wimborne.
MELBOURNE - Rekor dan sejarah sudah demikian akrab dengan maestro tenis Roger FedererPetenis Swiss itu memperpanjang rekor koleksi gelar grand slam dalam karirnya usai menjadi juara di Australia Terbuka 2010

BACA JUGA: Reputasi Ternoda oleh Selingkuh

Gelar tersebut didapatnya setelah menundukkan andalan Inggris Raya, Andy Murray, dengan straight set 6-3, 6-4, 7-6 (11).

Federer sukses mempertontonkan konsistensi dan dominasi dalam pertarungan final di lapangan Rod Laver Arena, Melbourne, kemarin (31/1)
Dia menghalangi Murray yang berambisi memberikan sejarah bagi Inggris Raya yang terakhir kali memiliki juara grand slam tunggal pria, 74 tahun silam.

Federer mengunci gelar melalui perjuangan keras di set ketiga

BACA JUGA: Ghana Tambah 200 Suporter

Dia harus melalui lima kali set point yang didapat Murray, ditambah 24 poin tie-break
Tapi, berkat kematangan mental di final grand slam  yang ke-22 dalam karirnya, Federer mengakhiri pertarungan dalam 2 jam dan 41 menit

BACA JUGA: Jadikan Tour de Singkarak Selevel Tour de France

Tangisan setelah kekalahan dari Rafael Nadal tahun lalu, kini berubah menjadi senyum kemenangan.

"Saya merasa seperti di atas bulan, bisa memenangkan gelar ini lagiSaya kembali bisa memainkan penampilan terbaik dalam dua pekan terakhir," ujarnya saat upacara penganugerahan hadiah.

Meski sudah 16 gelar grand slam yang dikoleksinya, gelar Australia Terbuka tetap berarti spesial baginyaTerutama karena itu adalah gelar grand slam pertamanya sejak berstatus sebagai seorang ayah.

"Sangat spesial memenangkan grand slam pertama sebagai seorang ayah," kata ayah dari dua putri kembar, Myla Rose dan Charlene Riva yang lahir pada 24 Juli 2009 itu.

Pertandingan set ketiga yang melelahkan berakhir ketika forehand Murray tak mampu menyeberang netItu adalah kekalahan kedua Murray di final grand slam dan dua-duanya dari FedererSebelumnya, Murray juga kalah di Amerika Serikat (AS) Terbuka 2008.

"Dia jauh lebih baik dari sayaTapi saya suka dengan tiap menit final dan saya berharap suatu saat bisa kembali dan menang," papar Murray sambil terisak.

Murray menambahkan, dia tak pantas menangis seperti yang dilakukan oleh Federer setahun laluSebab, dia menganggap levelnya masih jauh dari Federer?Saya bekerja amat keras untuk seperti ini dan sangat menginginkan grand slamAkhir pertandingan benar-benar amt emosional," jelas Murray.

"Tapi, saya kira level Roger jauh lebih konsisten di final grand slam," tegasnya.

Ucapan Murray menunjukkan penampilan Federer yang matang secara mentalFederer tak canggung dengan final hingga mampu mendapatkan ritmenya sejak awalDia melalui dua set awal dengan nyaman dan kemenangan yang relatif mudah.

Murray mencoba bangkit di set ketigaSetelah mencuri servis di game keenam, Murray unggul 4-2 dan berlanjut 5-3Tapi, Federer mampu mematahkan servis Murray dan memaksakan tie-break.

Saat tie-break Murray juga punya lima kali kesempatan untuk mengakhiri settapi, Federer tampil konsisten dan menutup laga dalam kedudukan 13-11?Saya senang bisa bermain sabar dan agresif di saat bersamaan, itulah yang dibutuhkan melawan MurrayEmosi benar-benar naik turunSaya cuma berusaha fokus untuk segera mengakhirinya," terang Federer(ady/ang)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangkitkan Lagi Pariwisata Sumbar Lewat Balap Sepeda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler