Fenomena Suara Dentumen di Beberapa Daerah Ternyata Disebabkan Hal Ini

Minggu, 07 Februari 2021 – 18:01 WIB
Heboh suara dentuman di Jakarta pada Minggu (20/9) malam. Ilustrasi Foto: Sam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Fenomena suara dentuman yang muncul di sejumlah daerah Indonesia, mendapat tanggapan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

LAPAN mengatakan suara dentuman tersebut dihasilkan dari lapisan inversi di atmosfer.

BACA JUGA: Meri Rayu Korban ke Kebun, Pulang Bawa Durian, Tim Elang Bergerak

"Selain karena adanya benda ilmiah yang masuk atmosfer, fenomena dentuman ini bisa juga muncul akibat adanya lapisan inversi di atmosfer," kata peneliti Sains Atmosfer di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lapan Dr. Erma Yulihastin dalam keterangan pers, di Jakarta, Ahad.

Dia menuturkan lapisan inversi adalah lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin.

BACA JUGA: Hasil Analisis LAPAN Terkait Banjir Besar di Kalsel, Mengerikan!

Pada kondisi normal, suhu atmosfer turun bersama ketinggian, sehingga lapisan atmosfer yang dingin berada di atas lapisan atmosfer yang hangat.

Namun pada lapisan inversi terjadi sebaliknya, di mana lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin, karena itu disebut inversi (terbalik).

BACA JUGA: Tempat Karaoke Master Piece Mangga Besar Disegel, 57 Pengunjung Terjaring

Lebih lanjut Tim Reaksi Analisis Kebencanaan (TREAK) Lapan mengatakan, lapisan inversi biasa terjadi pada malam dan dini hari karena udara di dekat permukaan mendingin (pendinginan radiatif), sementara udara di atasnya tetap hangat.

Lapisan inversi juga dapat terjadi karena aliran udara hangat/dingin (adveksi) dan bertemunya udara hangat/dingin (front).

Lapisan inversi merupakan sesuatu yang biasa dan normal terjadi dalam dinamika atmosfer.

Inversi dapat terjadi di dekat permukaan hingga lapisan batas sampai dengan 5 kilometer (km), bahkan terjadi pada ketinggian sekitar 17 km (tropopause), dan luasnya bervariasi dari skala lokal hingga regional.

Lapisan inversi menahan pengangkatan udara ke atas (konveksi) sehingga dapat mengakibatkan terkumpulnya energi di dekat permukaan dan dilepaskan dalam bentuk thunderstorm yang kuat.

Lapisan inversi juga dapat menyebabkan cuaca yang berkabut dan menahan polutan berada di dekat permukaan. Lapisan inversi dapat menyebabkan suara dipantulkan atau di belokan sampai ke tempat yang lebih jauh.

Hingga saat ini, tidak ada bukti jika suara yang dipantulkan lapisan inversi dapat memecahkan kaca.

Keberadaan lapisan inversi juga perlu dibuktikan dengan data, misalnya dari pengukuran radiosonde (alat pengukur profil vertikal atmosfer yang diterbangkan balon) atau alat lainnya.

Energi suara yang merambat akan mengalami pelemahan yang cepat bersama jarak, apalagi jika mengalami pemantulan, di mana sebagian besar energi akan diserap atau diteruskan.

Untuk memecahkan kaca diperlukan energi suara yang cukup kuat, shock, blast, atau proses resonansi dengan frekuensi yang tepat.

Sebelumnya, beberapa pekan terakhir masyarakat melaporkan adanya suara dentuman yang muncul di sejumlah daerah di antaranya di Buleleng, Lampung, dan Malang. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler