Ferdinand Menduga Inilah Target Irjen Napoleon Bicara soal Akidah, Lumayan Tajam

Kamis, 07 Oktober 2021 – 06:55 WIB
Terdakwa kasus dugaan suap penghapusan red notice Joko Tjandra, Irjen Pol Napoleon Bonaparte menjalani sidang eksepsi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (9/11). Foto; Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Ferdinand Hutahaean mengaku heran dengan isi surat terbuka Irjen Napoleon Bonaparte yang berbicara soal akidah ketika ditahan di Rutan Bareskrim Polri.

Menurut Ferdinand, jenderal bintang dua itu seharusnya bisa ingat akidah sebelum menerima suap untuk menghapus status red notice Djoko Tjandra.

BACA JUGA: Pengamat Ini Punya Analisis Menarik soal Surat Terbuka Kedua Irjen Napoleon

"Kenapa dia (Irjen Napoleon, red) tidak ingat tentang akidah ketika menerima suap ketika dia memegang jabatan?" ujar Ferdinand melalui layanan pesan, Kamis (7/10).

Eks politikus Partai Demokrat (PD) itu menduga Irjen Napoleon pengin mencari simpati setelah divonis empat tahun penjara atas perkara suap.

BACA JUGA: Analisis Reza Indragiri soal Surat Terbuka Kedua Irjen Napoleon, Simak

Terlebih lagi, kata Ferdinand, saat ini masih ada kelompok yang secara politik berjuang atas nama akidah.

"Jadi saya pikir Napoleon Bonaparte hanya sekadar mencari solidaritas, dukungan dari kelompok yang memang sering memanfaatkan isu akidah atau agama untuk memperkuat posisi politiknya," ujar dia.

BACA JUGA: 450 Personel Gabungan Mengepung Jalan Kunti Surabaya, 1 DPO Kaget, Lihat Wajahnya

Ferdinand menilai manuver Irjen Napoleon tidak berguna. Terutama jika targetnya demi mencari simpati dan meringankan hukuman atas perkara suap.

"Saya pikir ini tidak akan berguna. Napoleon sia-sia saja melakukan itu," beber pria kelahiran Sumatra Utara itu.

Mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri Irjen Pol Napoleon Bonaparte divonis 4 tahun penjara.  

Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) meyakini jenderal bintang dua Polri itu menerima suap sebesar USD 370 ribu dan SGD 200 ribu dari Djoko Tjandra untuk menghapus status red notice dan DPO di Imigrasi.

Hakim menyebut keterangan sejumlah saksi berikut barang bukti telah menunjukkan adanya pemberian uang dari Djoko Tjandra melalui Tommy Sumardi kepada Napoleon.

Namun, Irjen Napoleon bermanuver sejak berada di balik jeruji besi. Dia memukuli tersangka kasus penistaan agama Muhammad Kece.

Selanjutnya, Irjen Napoleon menuliskan surat terbuka berisi pengakuan dan alasan mengapa memukuli Muhammad Kece.

Alumnus Akpol 1988 itu kembali menulis surat terbuka setelah ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan terhadap Muhammad Kece.

Berikut empat poin isi surat terbuka kedua Irjen Napoleon:

1. Hari ini aku berteriak, aku bukan koruptor seperti yang dibilang pengadilan sesat itu.

2. Hari ini aku tunjukkan kepadamu bukti nyata itu, yaitu pengakuan orang yang diperalat untuk menzalamiku demi menutupi aib mereka.

3. Namun, tirani ini memang tak mengenal batas, bahkan telah berani melecehkan akidahku melalui mulut-mulut kotor itu.

4. Ini saatnya untuk bangkit, menyatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah, apapun resikonya. (ast/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Soetomo
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler