jpnn.com, JAKARTA - Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Mandiri Ferdinand Hutahaean menyampaikan permohonan maaf secara terbuka menyusul twit dirinya yang belakangan menuai kontroversi.
Dalam unggahannya pada Selasa (4/1), Ferdinand menuliskan kalimat begini, "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela".
BACA JUGA: Ferdinand Bakal Laporkan Balik Ketua KNPI Haris Pertama ke Polisi, Kasusnya Menyebarkan Hoaks
Ferdinand menyadari twit itu menuai sorotan luas publik. Sebab, ada narasi yang tidak sesuai dengan fakta dan dianggap sebagian pihak mengadu domba.
Eks politikus Partai Demokrat tersebut mengatakan bahwa twit itu sebenarnya pergumulan hati dan pikirannya.
BACA JUGA: Reza Indragiri Menilai Twit Ferdinand, Cermati Kalimat Terakhir
Dalam pernyataan permintaan maafnya yang diterima JPNN.com, Jumat (7/1), Ferdinand mengaku mualaf.
Berikut pernyataan maaf Ferdinand Hutahaean yang disampaikan melalui layanan pesan:
BACA JUGA: Segera Digarap Bareskrim Polri, Ferdinand Bereaksi, Simak Kata-katanya
Saya Mohon Maaf Dengan Segala Kerendahan Hati Atas Kekeliruan Saya.
Saya menyadari betul situasi yang terjadi 2 hari terakhir ini betapa riuhnya ruang publik membicarakan saya dan cuitan saya pada tanggal 4 lalu soal Allah.
Dalam hal ini perlu saya jelaskan secara terang benderang mengapa cuitan itu muncul.
Munculnya cuitan itu adalah akibat dari dan atas pergumulan pribadi saya yang memang sedang menderita penyakit yang sudah menahun dan tidak kunjung sembuh.
Sudah 2 tahun lebih saya mengalami gangguan penyakit yang kalau kambuh pasti akan membuat saya jatuh, pingsan, dan kejang.
Hal ini juga sangat mempengaruhi kesadaran saya. Dan pada tanggal 4 Januari 2022 saat cuitan saya muncul, adalah ketika saya baru mengalami jatuh pingsan dan ini membuat pikiran saya berkecamuk serta ingin bertindak pendek.
Akhirnya terjadilah dialog antara pikiran dan hati, ketika itu pikiran saya berkata : "Hei Ferdinand, kau akan mati, tak ada yang bisa menolongmu, tak ada yang bisa membantumu, Allahmu saja harus dibela" kata pikiran kepada hati saya dan hati saya menjawab : "Tidak, Allah ku kuat, Dia tak perlu dibela, Dia yang akan menolongku." Itulah dialog yang muncul dan itu motivasi untuk diri saya supaya saya kuat dan bertahan dari cobaan. Dan saat itu saya tuliskan hal tersebut dalam cuitan.
Namun, setelah saya mencuit tentang itu, kemudian ramai karena ada salah persepsi yang muncul dan ada yang melakukan provokasi dengan menambah narasi narasi yang tidak sesuai dengan fakta hingga terkesan mengadu domba.
Maka muncullah opini bahwa seolah ini menjadi adu domba antara Kristen dan Islam. Padahal ini tidak ada urusan dengan agama manapun, ini murni dialog pribadi saya dengan diri saya, dialog tentang saya dengan Tuhan saya, Allah SWT. Orang yang tidak mengenal saya bahwa saya adalah seorang Muslim, seorang Mualaf sejak 2017, telah menuduh saya dengan kalimat yang tidak tepat terutama tentang identitas agama saya, akhirnya jadi ribut dan gaduh.
Namun demikian, Saya mohon maaf yang sebesar - besarnya kepada saudara - saudara saya muslim apabila tersinggung ataupun tersakiti dengan tulisan saya di Twitter.
Sekali lagi saya mohon maaf karena kekhilafan saya, mungkin karena pemahaman agama Islam saya yang baru seumur jagung, mohon kiranya dimaafkan dan mohon bimbingan selalu para ulama untuk saya dan keluarga agar lebih baik lagi menjadi seorang muslim.
Demikian saya sampaikan semoga bisa menjadi terang bagi semua atas situasi yang terjadi. Sekali lagi dengan segala kerendahan saya mohon dimaafkan.
Jakarta, 06 Januari 2022. (ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan