Ferdy Sambo Mengaku Panik, tetapi Masih Bisa Bikin Skenario Baku Tembak & Hapus Jejak

Rabu, 07 Desember 2022 – 21:24 WIB
Mantan Kepala Divpropam Polri Ferdy Sambo menjalani persidangan lanjutan atas perkara pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (29/11). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Terdakwa perkara pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Ferdy Sambo, menyatakan penembakan terhadap salah satu ajudannya itu berlangsung begitu cepat.

Eks kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri itu menyebut perintahnya kepada Richard Eliezer alias Bharada E ialah menghajar Brigadir J yang diduga telah melecehkan Putri Candrawathi.

BACA JUGA: Kesaksian Ferdy Sambo: Putri Candrawathi Makan sebelum Bercerita soal Perkosaan

“Hajar, Chard, Kamu hajar, Chard. Kemudian ditembaklah Yosua sambil maju sampai roboh," ujar Ferdy Sambo saat bersaksi untuk persidangan terhadap Richard Eliezer alias Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (7/12).

Suami Putri Candrawathi itu mengatakan penembakan terhadap Brigadir J terjadi sangat cepat.

BACA JUGA: Ferdy Sambo Selalu Bawa Pistol Kaliber 45, Merasa Ditantang Yosua, lalu Berkata: Hajar, Chard!

"Itu kejadian cepat sekali. Tidak sampai sekian detik," kata Ferdy Sambo.

Menurut Ferdy Sambo, kejadian yang terjadi di rumah dinasnya di Kompleks Polri Duren Tiga, Jaksel, itu membuatnya kaget. ?

BACA JUGA: Bripka Ricky Disuruh Baca Al-Quran, Menangis saat Salat Malam, Lalu Jujur soal Ferdy Sambo

"Karena cepat sekali penembakkan itu, saya kaget. Saya perintahkan stop, berhenti, begitu melihat Yosua jatuh," tuturnya.?

Ferdy Sambo mengaku langsung kebingungan saat melihat Yosua ambruk berlumuran darah.

"Saya jadi panik. Saya tidak tahu bagaimana menyelesaikan penembakan ini," ucap Ferdy Sambo.

Selanjutnya, alumnus Akpol 1994 itu berupaya menyusun skenario untuk menghindarkannya dari jerat hukum.

Berbekal pengalaman puluhan tahun sebagai polisi, Ferdy Sambo menskenarioakan penembakan itu menjadi insiden baku tembak.

"Kemudian, saya berpikir dengan pengalaman saya, yang paling mungkin ialah peristiwa ini, penembakan, ini adalah tembak-menembak," ujar Ferdy Sambo.

Mantan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri itu mengaku melihat senjata di pinggang Yosua. Selanjutnya, Ferdy Sambo menembak ke arah dinding.?

“Saya melihat ada senjata Yosua di pinggang. Saya ambil dan mengarahkan tembakan ke dinding," ujar Ferdy Sambo.
?
Skenario Ferdy Sambo selanjutnya ialah menghapus jejak di senjata Yosua. Mantan Wakil Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya itu meletakkan senjata api yang baru saja dipakai untuk menembak dinding itu ke genggaman Yosua.

“Saya mengambil tangan Yosua, menggenggam senjata milik Yosua, kemudian menembakkan ke lemari sebelah atas," tutur Ferdy Sambo.

Saat itu Yosua sudah dalam kondisi tak bernyawa. Ferdy Sambo pun meletakkan senjata di samping tubuh Yosua.

“Saya bawa senjata Yosua dengan masker, saya letakkan di  samping Yosua," ucap Ferdy Sambo.(cr3/jpnn.com)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler