Festival Danau Toba 2014 Dibuka

Kamis, 18 September 2014 – 07:07 WIB

jpnn.com - BALIGE - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar resmi membuka Festival Danau Toba 2014 di TB Silalahi Center Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), kemarin (17/9).

Dalam sambutannya, Sapta Nirwandar menegaskan kalau Danau Toba bukan hanya milik orang Batak. Oleh sebab itu semua masyarakat harus melestarikan kebudayaan menggali potensi dan objek wisata.

BACA JUGA: Perampok Spesialis Perbatasan Ditangkap

Gaung FDT 2014 pun makin luas. Sejumlah wartawan asing dari berbagai belahan dunia menyaksikan dan meliput festival.

“Hari ini hadir wartawan asing yang berasal dari berbagai negara seperti Malaysia, Thailand, Irlandia, Belanda, Jerman dan Inggris. Tentunya mereka akan mempublikasikan Festival Danau Toba ini dan merupakan salah satu promosi bagi Sumut,” ujarnya.

BACA JUGA: Gara-gara Sulit Beli Bensin, Guru Ancam Mogok Mengajar

Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Gatot Pujo Nugroho mengharapkan informasi festival ini menyebar ke penjuru dunia dan menggugah wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Danau Toba.

Gubernur mengatakan, keberagamaan budaya menjadi modal penting memajukan pariwisata. “Pemprov Sumut menyambut baik dan gembira, membangun melestarikan kebudayaan. Meningkatkan destinasi Danau Toba sebagai objek pariwisata,” katanya.

BACA JUGA: Sopir Ngantuk, Mobil Bablas ke Sawah

Pembukaan FDT 2014 menampilkan atraksi tradisional yang dimainkan anak-anak pada masa lalu. Diawali pertunjukan budaya yang dipandu tokoh masyarakat TB Silalahi seperti Tari Tumba Batak Toba yang dibawa puluhan pelajar SD.

Permainan tersebut menggunakan perlengkapan tradisional seperti tempurung kelapa, bambu dan tampah. Pertunjukan dilanjutkan dengan Tari Tortor dan maminta gondang serta eksibisi permainan tradisional Batak, Margala.

Selain itu ada juga tarian Bhineka Tunggal Ika yang menggambarkan suku-suku di Sumut antara lain Tarian Martua dan Manortor Batak yang diselenggarakan di Museum Batak TB Silalahi Center, Rabu (17/9).

Oleh sebab itu, kata pria dengan panggilan Ompung TB ini, budaya mesti dilestarikan dan diperkenalkan sejak dini kepada anak-anak dan masyarakat. Apalagi menurutnya, kawasan Danau Toba memiliki potensi besar, baik dalam hal kebudayaan, kuliner, pariwisata yang harus digali.

“Dulu permainan-permainan itu sering dimainkan anak-anak. Saat ini sudah jarang dimainkan,” kata TB Silalahi.

Pemerhati pariwisata, Binur Pretty Napitupulu MM menyayangkan minimnya sosialisasi FDT. Menurut Binur, pemerintah pusat khususnya pemprov dan pemda harusnya lebih gencar menyosialisasikan kegiatan ini. Minimal memasang spanduk-spanduk FDT di titik-titik strategis.

“Memang sosialisasi FDT ini sangat kurang. Sama halnya seperti pelaksanaan tahun lalu,” ujarnya saat dihubungi Sumut Pos (Grup JPNN), kemarin.

Padahal, kata Binur, even FDT tak hanya meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara, even tersebut juga menjadi ajang mengadu kreativitas masyarakat sekitar.

Menyikapi even Pesta Danau Toba yang digelar Pemkab Simalungun 18 September hingga 20 September atau bersamaan dengan FDT, Dekan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Darma Agung Medan ini menyesalkan pemilihan waktunya.

Harusnya, menurut dia, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat bersinergi guna mengatur teknis berlangsungnya acara agar lebih fokus.

“Sah-sah saja (pelaksanaan PDT oleh Pemkab Simalungun) selama dalam rangka memajukan pariwisata di Danau Toba. Hanya saja mungkin teknisnya itu yang harus ditata ulang.

“Saya menilai hal itu baik untuk memajukan pariwisata kita. Seperti upaya-upaya kita untuk meningkatkan wisatawan. Jadi kalau masing-masing daerah mengembangkan itu, bisa lebih baik lagi baik dari segi ekonomi masyarakat di sana maupun pariwisatanya itu sendiri,” lanjutnya.(prn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polres Inhil Bekuk 4 Pelaku Pembakaran Hutan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler