JAKARTA – Duta Besar RI untuk Swiss Djoko Susilo sudah merampungkan janjinya untuk bertemu Presiden FIFA Sepp Blatter di Zurich kemarin sore WIBHasilnya, Nurdin Halid kini tidak bisa berkelit lagi
BACA JUGA: Nani Cedera, Carra Menyesal
FIFA menegaskan bahwa mantan manajer tim PSM Makassar itu dilarang maju dalam kongres pemilihan ketua umum PSSI yang sedianya digelar sebelum 30 April nanti.FIFA yang selama ini dijadikan ’’tameng” untuk melanggengkan kekuasaan Nurdin cs di PSSI kemarin menegaskan bahwa mantan narapidana tidak boleh mencalonkan diri di kongres
BACA JUGA: Ronaldinho Nikmati Karnaval Rio
Mantan anggota Komisi I DPR itu memang secara khusus membuat janji bertemu Sepp Blatter sejak akhir Februari lalu
BACA JUGA: De Rossi Ogah Disamakan dengan Gattuso
Bakrie, dalam bursa ketua umum PSSI.Menurut Djoko, ketika sampai di markas FIFA, pihaknya disambut beberapa direktur federasi sepak bola dunia itu di ruang sidang’’Pas kita datang, para petinggi FIFA baru saja menyelesaikan rapat penting,” beber DjokoDi ruang sidang itu, Djoko yang datang bersama beberapa perwakilan kedutaan negara-negara ASEAN awalnya ’’disuguhi” presentasi tentang profil FIFA
Tidak berapa lama, Blatter pun muncul menemui Djoko’’Suasananya sangat santaiKami ngobrol banyak hal sambil berdiri dan bercanda,” kata Djoko lewat saluran internasional tadi malamSetelah beberapa saat berbicara di ruang sidang, pertemuan berlanjut ke ruang santai BlatterDi mejanya tersedia berbagai minuman dan makanan ringan
Menurut Djoko, Blatter ternyata sudah ’’membaca” apa yang akan disampaikannya siang kemarin"Anda dari Indonesia? Saya tahu Indonesia punya masalah,” ujar Blatter santai saat mengawali pembicaraan tentang polemik PSSI sebagaimana ditirukan Djoko.
Hal pertama yang kemarin ditanyakan Dubes kepada Blatter adalah mengenai status Nurdin Halid"Kepada saya, dengan mantap Sepp Blatter mengatakan bahwa FIFA tidak akan membiarkan Nurdin maju lagi di kongres April nantiKongres harus berjalan sesuai dengan Statuta FIFA,” ungkapnya.
Kepada Dubes, bos FIFA itu menegaskan bahwa mantan narapidana dilarang ikut maju dalam perebutan kursi Ketum PSSI (Exco)Itu tercantum dalam Statuta FIFA pasal 32 ayat 4 yang berbunyi : "The members of the Executive Comittee..must not have been previously found guilty of criminal offence." (Anggota Komite Eksekutif tidak boleh pernah dinyatakan bersalah atas tindakan kriminal)
Untuk memuluskan langkah Nurdin, oleh PSSI pasal itu dipelintir menjadi pasal 35 ayat 4 Statuta PSSI, "Harus tidak sedang dinyatakan bersalah atas suatu tindakan kriminal pada saat kongres.”
Djoko mengungkapkan, terkait status Nurdin tersebut, dirinya sampai mengulang tiga kali pertanyaan serupa"Jawaban Sepp Blatter samaBahwa mantan narapidana dilarang maju dalam pemilihan Ketum PSSIKongres harus digelar sesuai Statuta FIFA,” tegasnya
Agar pertemuan dengan Blatter kemarin tidak disangsikan pihak-pihak yang pro-Nurdin, Djoko menegaskan bahwa dirinya punya banyak saksi dan dokumentasiPertemuan itu sendiri, kata Djoko, berjalan sekitar satu jam
"Untuk merayakan hasil diskusi kami, di akhir pembicaraan Blatter mengajak kami melakukan toastBlatter minum white wineTapi, saya minumnya jus jeruk,” bebernya
Djoko yakin, Sepp Blatter akan konsisten dengan ucapannyaDalam pertemuan kemarin, ungkap Djoko, ada beberapa poin yang tidak bisa dibeberkan ke mediaHal itu terkait dengan upaya Nurdin cs yang ’’mengondisikan” FIFA agar ’’berpihak” ke PSSI lewat orang-orang dalam FIFA sendiri
Hari ini, rencananya, giliran Ketum KONI/KOI Rita Subowo yang bertemu Sepp Blatter’’Bu Rita sudah berkoordinasi dengan kamiMisi kami samaSetelah bertemu Blatter, Bu Rita rencananya bertemu saya,” ungkap DjokoDia juga menyatakan bahwa tidak ada lagi orang Indonesia yang bertemu Sepp Blatter dalam beberapa hari terakhirHasil pertemuan dengan presiden FIFA kemarin selanjutnya dilaporkan kepada pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kemenpora.
Sementara itu, di Jakarta, Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) menegaskan bahwa jumlah dukungan dari 87 pemilik suara tidak perlu diragukan lagiNama-nama tersebut juga sudah disampaikan kepada Menpora dan DPRKetua KPPN Syachrial Damopolii menyatakan, dukungan yang diberikan itu benar adanyaDia mengaku tidak mungkin berani melakukan perubahan kalau tidak ada dukungan dari pemilik suara yang sah.
"Data benar adaSemuanya lengkapKami tidak akan menelurkan KPPN kalau memang data tak adaNamun, kami belum bisa memberitahukannya sekarangNantilah, tunggu waktu yang tepat,” ujar Syahrizal, di Kantor Sekretariat KPPN, Jakarta, kemarin’’Kami sudah menyampaikan ke Menpora dan DPRKami terbuka dalam melakukan perubahanTanggapan mereka sangat positifSaya rasa mereka sangat mendukung apa yang akan kami lakukan,” sambungnya
Ketua PSSI Sulawesi Utara itu menegaskan, KPPN bergerak atas dasar Statuta FIFA"Semuanya kembali kepada aturan yang benar, yaitu Statuta FIFAKami juga sudah siap membentuk panitia kongresSemuanya telah dipersiapkan, termasuk sekretariatKongres pertama di Surabaya, 26 MaretAgendanya menetapkan komisi pemilihan dan komisi bandingKalau komisi pemilihan berasal dari PSSI, komisi banding dari orang hukum yang mengerti benar peraturan sepak bola,” bebernya
KPPN dibentuk pada 28 Februari lalu juga memunculkan wacana ”mencairkan” lagi tiga klub yang sebelumnya dibekukan PSSI agar bisa kembali memberikan suara dalam kongres yang digelar KPPNKetiga klub itu adalah PSM Makassar, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro’’Usul itu akan kami terimaKarena ada usul itu, kami akan membahasnya dalam kongres di Surabaya," ungkap Syahrial.
Sementara itu, satu lagi kelompok masyarakat pencinta sepak bola muncul di tengah gonjang-ganjing menjelang kongresKali ini mereka menamakan diri Koalisi Independen untuk Penyelenggaraan Sepak Bola Nasional (Konsen)Konsen mengusulkan agar segera dibentuk tim mediasi sepak bola terkait dengan kisruh yang terjadi di PSSIKomunitas ini digagas pengamat sepak bola Effendi Gazali
Kemarin mereka mengirimkan surat kepada Komisi X DPRTujuannya, agar DPR bisa segera memfasilitasi tim mediasi untuk meredakan polemik yang terus berkepanjangan ini’’Tim mediasi ini nanti dari pihak-pihak yang benar-benar independen,” ujar Effendi.
Menurut Effendi, kerja tim mediasi adalah mencari, menemukan, dan menyajikan secara tertulis definisi operasional dari Statuta FIFA tentang Kongres Pemilihan Pengurus PSSI yang dapat diterima semua pihak"Jika terdapat perbedaan interpretasi, bisa langsung ditanyakan kepada sumbernya, yakni FIFA, sehingga tidak ada multiinterpretasi lagi,” bebernya.
Dengan demikian, lanjut Effendi, kongres pemilihan tersebut bisa dilaksanakan sesuai dengan definisi operasional yang telah disepakati’’Tentu saja ada kontrak sosial sebagai bentuk kesepakatan bersama,” ungkapnya
Sementara itu, Wakil Pimpinan Komisi X DPR Rully Chairul Azwar mengatakan bahwa pihaknya siap memfasilitasi pembentukan tim mediasi tersebut’’Kini saatnya semua duduk bersamaKONI, Menpora maupun PSSIJangan ada lagi polemik seperti ini,” ujar Rully.
Politikus dari Partai Golkar itu berjanji DPR segera mengundang kembali pihak-pihak terkait untuk membicarakan masalah tersebutNamun, dia belum bisa memastikan kapan acara tersebut terealisasi’’Semoga saja bisa secepatnya karena waktunya semakin mepetKalau perlu juga, nanti kami undang presiden FIFA atau kirim tim ke Swiss,” beber Rully(ali/c2/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Apapun Hasil Timnas, Posisi Riedl Aman
Redaktur : Tim Redaksi