Fiji Ingin Belajar Penanggulangan Terorisme Kepada BNPT

Kamis, 03 November 2016 – 13:25 WIB
Kepala BNPT Terima Kunjungan Menhankan Negara Fiji. Foto: IST

jpnn.com - BOGOR - Keberhasilan Indonesia dalam melakukan pencegahan dan menanggulangi bahaya paham radikal terorisme mendapat perhatian serius dari negara Fiji.

Untuk mempelajari keberhasilan tersebut, pemerintah Fiji yang diwakili  Menteri Pertahanan dan Keamanan Nasional Hon Ratu Inoke Kabuabola beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke kantor Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di kompleks Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Kamis (3/11).

BACA JUGA: Damayanti Nongol Lagi di KPK, Diperiksa Untuk Siapa, Mbak?

"Mereka datang ke BNPT dengan maksud untuk mendapatkan gambaran bagaimana kita selama ini melalukan pencegahan dan penanggulangan terorisme. Dan pemerintah negara Fiji sendiri ingin belajar kepada kita mengenai counter terrorism," ujar Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius.

 Pria yang pernah menjabat Kabareskrim Polri ini menjelaskan, pemerintah Fiji juga ingin mengetahui fasilitas dan langkah-langkah pa saja  yang sudah dikerjakan BNPT dalam rangka penanggulangan terorisme selama ini.

BACA JUGA: Tiga Hakim Digarap KPK di Kasus Suap Jaksa

"Dan respons dari Menhan Fiji sendiri terhadap BNPT sangat luar biasa.  Karena masalah terorisme ini sudah menjadi masalah global sehingga mereka merasa perlu untuk belajar ke kita," ujar alumnus Akpol 1985 yang juga pernah menjabat Kapolda Jabar ini.

 Dia mengatakan, pemerintah Fiji akan melakukan kerja sama dengan BNPT. "Kerja samanya dalam bidang pelatihan bagaimana melakukan penanggulangan terorisme," ujar pria yang juga pernah menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat dan Depok ini.

BACA JUGA: Neta: Mulutmu Harimaumu Sudah Menjadi Tragedi

Dalam pertemuan tersebut, Deputi III bidang Kerja sama Internasional BNPT, Irjen Pol Petrus R. Golose menjelaskan, aksi pencegahan terorisme harus berjalan beriringan dengan hak asasi manusia.

“Sampai saat ini, aksi yang kita jalankan tidak pernah melanggar hak asasi manusia. Isu-isu berkaitan hal ini memang menjadi perhatian masyarakat dan sebisa mungkin kita memerhatikan poin poin hak asasi manusia dalam melakukan aksi penanggulangan,” kata Petrus.

Dia menjelaskan, BNPT selalu mendukung program-program terkait hak asasi manusia dan sudah melakukan Memorandum of Understanding (MOU) dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

“Selain itu, aksi penangkapan teroris selama ini kami juga selalu mengacu kepada criminal justice system. Setelah proses penangkapan, dilanjutkan dengan proses pelaporan kemudian interogasi dan sebagainya,” ujar pria yang juga pernah melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang pada 2005 silam ini.

Dalam kujungannya ke BNPT tersebut, Menhankam Fiji didampingi Dubes Fiji untuk Indonesia, HE.Ratu Seremaia Tuinausori Cavulati, Dubea RI untuk Fiji, Gary Rachman Maksmun Jusuf, Athan RI untuk Fiji & PNG Kolonel Inf. Anggara Sitompul dan RFMF Chief of Staf Col. Litea Seruiratu.

Sementara Kepala BNPT dalam kesempatan tersebut didampingi oleh Sekretaris Utama (Sestama) Mayjen TNI. R. Gautama Wiranegara, Deputi II bidang Penindakan, Penegakan Hukum dan Pembinaan Kemampuan, Irjen Pol. Arief Dharmawan, Deputi III bidang Kerjasama Internasional. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi Aksi 4/11, Pramono: Aktivitas Normal, Enjoy Saja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler