Film 25 Tahun Perjalanan Slank

Gabungan Musik, Dokumenter, dan Animasi

Kamis, 12 Februari 2009 – 09:55 WIB
GENERASI BIRU- Nadine Chandrawinata dan Grup Musik Slank bermain bersama dalam film dokumenter musikal garapan Sutradara Garin Nugroho yang berjudul Generasi Biru,seusai nonton bareng di Studio XXI FX Sudirman Rabu (11/2). FOTO: CHARLIE LOPULUA/INDOPOS
JAKARTA- Perjalanan Slank selama 25 tahun di belantika musik Indonesia siap dinikmati dalam bentuk filmMeski begitu, film berjudul Generasi Biru yang dirilis di bioskop mulai 19 Februari 2009 itu bukan otobiografi, tapi pengupasan pesan di balik lirik lagu band yang berdiri sejak 1983 tersebut.
 
Film yang dibintangi para personel Slank; Kaka, Bimbim, Ivanka, Ridho, dan Abdee, itu menggabungkan unsur musikal, dokumenter, dan animasi

BACA JUGA: Tidak Jadi Curhat ke Presiden

Penggarapannya dikerjakan secara bersama oleh tiga sutradara; Garin Nugroho, John De Rantau, dan Dosy Omar.
 
Menurut Garin, tiga unsur itulah yang melekat pada Slank
Maka, jika salah satu saja dihilangkan, khawatir tidak merepresentasikan band pelantun Bang-Bang Tut itu secara utuh

BACA JUGA: Abadikan Istilah BBM

"Contohnya, animasi
Kita tahu, grafiti atau gambar-gambar adalah gaya Slank dan para Slankers (penggemar Slank, Red)

BACA JUGA: Rajin Komunikasi Lancar Berbahasa Inggris

Jika kita pergi ke rumah Slankers, temboknya penuh dengan gambar dan simbol-simbol SlankTubuh mereka, mulai baju, celana, dan topi, penuh dengan grafiti," terang Garin setelah press screening di FX Entertainment Rabu (11/2).
 
Garin menjelaskan, Generasi Biru bercerita tentang sebuah dunia yang tak terkatakan, tapi sesungguhnya berkata banyakMaka, film tersebut berupaya mengungkap itu"Sesuatu yang tidak terkatakan dari Slank dan Slankers itu sendiriSeperti kalian dengar dari lirik lagunya yang berbicara tentang kekerasan, ekonomi, politik, dan sebagainya," jelasnya.
 
Lirik-lirik lagu milik Slank pada film Generasi Biru sangat erat dengan kondisi Indonesia dari tahun ke tahun"Ini sejarah pendek Indonesia lewat lagu Slank dari tahun 1983 sampai 2008," kata Bimbim.
 
Uniknya, penyampaian pesan dalam lagu itu bukan berbentuk dialog, melainkan ekspresi tarian yang sangat teatrikalTerlebih, kata Garin, film tersebut tanpa skenario"Iya, sampai saat syuting itu, aku saja sama Slank nggak tahu maksudnya apaSemua diatur Mas GarinTapi, setelah nonton, baru tahu maknanya," sahut Nadine Chandrawinata yang juga membintangi film produksi Set Film dan Shooting Star itu.
 
Meski terkesan "berat", bentuk film seperti itulah yang sesuai dengan keinginan SlankBimbim mengakui, pihaknya memang tidak ingin diceritakan secara personal"Tidak mau tentang diri kami, nanti malah boring (bosan, Red)Lagian nggak ada yang menarik dari diri kami dan kami juga tidak mau terlalu diidolakan," terang pemain drum itu.
 
Bimbim menambahkan, yang terpenting adalah pesan dari lagunya dibahasMenurut dia, apa yang tertuang di lagu adalah perwujudan pikiran, curahan hati, dan kritik atas segala hal negatif tentang masyarakat dan pemerintahan Indonesia.
 
Sebelumnya, film Generasi Biru mendapatkan kehormatan diputar di Festival Film Berlin pada Forum New Cinema (6"8 Februari 2009), khusus untuk film indie dan kritik sosialGarin mengatakan, selama di Berlin, Jerman, itu, filmnya diputar sampai empat kali dan selalu dipadati penonton
 
"Mereka banyak yang bilang unikTerutama melihat orang-orang wajib lepas ikat pinggang saat mau menonton konser Slank," kisahnya(gen/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kolaborasi Dua Generasi Kuasai Grammy


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler