jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) rupanya sudah membentuk satuan tugas (Satgas) demi memantau pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang saat ini terletak di Kalimantan Timur.
Hal itu diketahui saat Ketua KPK Firli Bahuri menggelar rapat kerja (Raker) bersama Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/3).
BACA JUGA: Sukseskan Pembangunan IKN Nusantara, Kemendagri Gelar Rakornas
Menurut Firli, Satgas KPK nantinya bertugas mengawal proses pembangunan IKN yang berpotensi berlangsung bertahap.
"Kajian terhadap penataan ruang IKN ini kami lakukan dan sekaligus juga sampaikan KPK membentuk satgas dalam rangka mengawal terlaksananya program pembangunan IKN," kata Firli saat mengikuti Raker dengan Komisi III di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
BACA JUGA: Masyarakat Diajak Patungan untuk IKN, Wagub Kaltim: Beli Minyak Goreng Saja Susah
Mantan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabarhakam) Polri itu mengatakan pengawalan dari Satgas IKN dilakukan mulai dari persiapan awal hingga pengurusan aset agar tidak terjadi penyelewengan.
"Mulai dari penyiapan, persiapan, pemindahan, pemerintahan, maupun pemanfaatan aset yang ada sebagai milik negara," ungkap Firli.
BACA JUGA: Demi IKN, Jokowi Akan Keluarkan 4 Perpres dan 2 PP, Tujuannya?
Sebelumnya, Wakil Pimpinan KPK Alexander Marwata mengatakan tidak semua lahan di IKN clean and clear.
Pihaknya menduga ada pembagian kaveling di lahan ibu kota baru tersebut.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil menepis dugaan adanya pembagian kaveling di lahan IKN Nusantara.
Dia menyebutkan lahan di kawasan IKN sudah dibekukan alias tidak bisa diperjualbelikan secara ilegal.
"Isu bagi-bagi kaveling, saya juga bingung, yang jelas kami tidak mendapat informasi yang akurat tentang masalah itu," ujar Sofyan dalam konferensi rapat kerja nasional 2022, di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Senin (21/3). (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga IKN Nusantara Dukung Ridwan Kamil Maju di Pilpres 2024
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan