jpnn.com, SOLO - Grup Riset Akustik dan Geofisika FMIPA UNS melakukan upaya mitigasi longsor di titik rawan longsor di Dusun Jengglong dan Dusun Puntuksari, Desa Wonorejo, Jatiyoso, Karanganyar, Jawa Tengah.
Survei dalam rangka pengabdian masyarakat pendanaan Hibah Grup Riset UNS ini diketuai oleh Budi Legowo, S.Si. M.Si.
BACA JUGA: Budi Legowo UNS Aplikasikan Sumur Resapan Komunal di Beberapa Wilayah
Upaya mitigasi dilakukan di sana karena pada akhir tahun 2016 terdeteksi retakan tanah sebagai indikasi ancaman tanah longsor di Desa Wonorejo, Jatiyoso, Karanganyar.
“Pergerakan tanah pada lahan berbukit yang disebabkan oleh tingginya curah hujan di Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar juga mengakibatkan pasar Desa Wonorejo roboh dan akses jalan menuju SMPN 1 Jatiyoso tertutup,” terang Budi Legowo dalam keterangannya kepada JPNN.com, Sabtu (6/11).
BACA JUGA: Budi Legowo UNS: Metode Simulasi Cocok untuk Integrasi Kurikulum Pengurangan Risiko Bencana
Dusun Jengglong merupakan salah satu dusun di Desa Wonorejo dengan potensi longsor yang masih tinggi wilayah barat kaki Gunung Lawu.
Budi Legowo mengatakan permukiman yang di bawah bukit dengan lereng terjal tidak layak menjadi hunian.
BACA JUGA: Pernyataan Polisi soal Sopir Vanessa Angel, Silakan Fokus Hasil Olah TKP
“Melihat potensi bencana longsor yang ada di Desa Wonorejo mendesak diperlukan pemetaan bidang gelincir, utamanya pada daerah rawan dengan bentuk lahan berbukit dengan kemiringan terjal,” sambungnya.
Dia menjelaskan, salah satu faktor penyebab longsoran yang sangat berpengaruh adalah bidang gelincir (slip surface) atau bidang geser (shear surface).
Pada umumnya tanah yang mengalami longsoran akan bergerak di atas bidang gelincir tersebut.
Informasi tentang struktur tanah digunakan untuk mengetahui batas-batas kelabilan tanah. Informasi tentang struktur ini dapat diperoleh melalui metode geolistrik.
Pengumpulan data melibatkan mahasiswa GeoPhysics Study Fisika UNS dipimpin Aldi yang merupakan warga asli Desa Wonorejo-Jatiyoso dan tercatat sebagai mahasiswa aktif Program Studi Fisika UNS angkatan 2018.
Hasil interpretasi menunjukkan kedalaman bidang gelincir pada kedalaman antara 12 – 20 meter dengan potensi longsor transasi di Dusun Puntuksar dan Dusun Jengglong serta longsor rotasional di Dusun Wonorejo.
Kepala Dusun Wonorejo, Dwi Isanto dan Kepala Dusun Puntuksari, Giyat yang turut serta dalam proses pengumpulan data di lapangan menyatakan kegembiraan atas pemetaan potensi bencana longsor di Desa Wonorejo Kecamatan Jatiyoso.
Kepala Desa Wonorejo, Sulrano berharap hasil pemetaan disampaikan kepada masyarakat sebagai bagian edukasi mayarakat menuju Desa Tangguh Bencana. (rls/sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo