SLOGAN kampanye menjadi senjata yang ampuh pada saat seorang tokoh mencalonkan diri menjadi pemimpin, baik itu presiden, gubernur, bupati atau walikotaNamun, para tokoh ini harus berhati-hati dalam mengeluarkan slogan kampanye
BACA JUGA: Pemkot Bekasi Stop Pemberian Izin Minimarket
Karena hal itu bisa saja menjadi ’’senjata makan tuan’’.Seperti dialami Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dengan slogan terkenalnya, ’serahkan pada ahlinya’ justru saat ini dijadikan senjata oleh lawan-lawan politiknya untuk menyerang kebijakkanya yang tak sukses
Menurut Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta yang juga Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Selamat Nurdin, apa yang terjadi pada Fauzi Bowo dapat dijadikan pelajaran oleh calon Gubernur DKI berikutnya
BACA JUGA: Walikota Bogor Disebut Pembohong
Sebagai pemimpin ibu kota, performa Gubernur DKI sudah semestinya juga mendapat dukungan dari pemerintah pusat."Kesalahan pertama Fauzi Bowo sudah kadung punya tag line 'serahkan pada ahlinya' jadi agak blunder
Lebih lanjut Selamat mengatakan, sebenarnya kegagalan Fauzi selama ini juga disebabkan dukungan pemerintah pusat yang begitu minim
BACA JUGA: Wako Bogor : Mau Rumah Ibadah atau Perang?
Maka, dia pun mengimbau bagi para bakal calon Gubernur DKI selanjutnya untuk tak hanya mementingkan popularitas, tapi juga pada kemampuan melobi pemerintah pusat."Supporting dari pemerintah pusat ini memang jauh dari kata memadaiAda penurunan kualitas birokrasi di Jakarta terhadap implementasi pembangunan," ujarnya.
Selamat menilai, beberapa proyek transportasi di Jakarta seperti monorel, subway maupun busway proses perijinannya tetap melibatkan pemerintah pusatMaka dari itu, pihak pusat tak bisa begitu saja lepas tangan atas kegagalan Fauzi Bowo.
Sementara itu, Juru Bicara Gubernur DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia mengaku pernyataan pepesan kosong yang ditujukan Presiden SBY kepada Fauzi Bowo adalah teguran yang sifatnya memotivasiLagi pula, tambah dia, selama ini pembangunan infrastruktur di bawah wewenang pemprov DKI tidak bermasalah.
"Saat ungkapan pepesan kosong itu muncul kami langsung cek data-datanyaKita lihat yang mangkrak di Jakarta itu justru Tol Bekasi-Cakung-Kampungmelayu, Monorel, ini punya siapa? Yang punya pemprov yang mana jadinya? Jadi saya lihat teguran ini karena rasa cinta SBY kepada Gubernur," kilahya.
Pengamat Kebijakan Publik dari Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis, Husen Yazid, menjelaskan saat ini terjadi ketimpangan dalam pembangunanUntuk mengatasi, permasalahan yang terjadi di Jakarta, seperti banjir, kemacetan, dan transportasi, perlu penangananyang komprehensif"Pola pembangunan saat ini tidak tertata dan tidak ada evaluasi setelahnya," tandasnya(wok)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Rokok Dibawa ke Menkum HAM
Redaktur : Tim Redaksi