jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengalokasikan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 sebesar Rp699,43 triliun.
Dana ini meningkat dari alokasi sebelumnya yang sebesar Rp695,2 triliun atau meningkat 20,63 persen dari realisasi anggaran PEN 2020.
BACA JUGA: Kolaborasi Kebijakan Fiskal-Moneter Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional
Kenaikan anggaran ini diharapkan bisa menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional terutama mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2021.
Anggaran PEN 2021 berfokus pada lima bidang yakni, kesehatan sebesar Rp176,3 triliun, perlindungan sosial Rp157,4 triliun, dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi Rp186,8 triliun, insentif usaha dan pajak Rp 53,9 triliun, serta program prioritas Rp125,1 triliun.
BACA JUGA: Ayu Ting Ting Seminggu Absen di Acara Brownis, Ivan Gunawan: Dia Lagi Bahagia
“Melihat pertumbuhan ekonomi 2020 yang lalu, pertumbuhan kita masih memiliki daya tahan, karena pemerintah melakukan kebijakan ekonomi yang cepat dan terukur dan lebih dari biasanya. Kalau kita lihat ada fleksibilitas dalam APBN untuk melakukan realokasi dan refocusing,” papar Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Kunta Wibawa Dasa Nugraha dalam dialog bertema 'PEN 2021: Dukungan Berkelanjutan Hadapi Pandemi', Rabu (24/2).
Dengan kebijakan tersebut tren pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perbaikan sejak kuartal II-IV 2020.
BACA JUGA: Pupuk Kaltim Kembangkan Program TPST dan Budidaya Black Soldier Fly
Menurut dia, secara umum PEN cukup optimal dalam mendorong perekonomian.
“Program vaksinasi diharapkan efektif sehingga pemulihan ekonomi bisa diperkuat. Ada beberapa survei dari Indonesian High Frequency, World Bank, dan lain-lain, yang intinya adalah program perlindungan sosial membantu daya beli masyarakat di tengah kondisi pandemi," terang dia.
Untuk 2021, pemerintah mencanangkan melakukan penguatan langkah menanggulangi pandemi dan pemulihan ekonomi.
“Jadi kebijakan prioritasnya untuk vaksinasi, penguatan 3M dan 3T, termasuk PPKM Mikro, serta program PEN, dengan begitu kita optimistis ekonomi bergerak di 2021 ini pada pertumbuhan 4,5%-5,3%,” terang Kunta.
“Sesungguhnya yang kita hadapi memang bukan permasalahan ekonomi tapi permasalahan pandemi. Perekonomian kita terdampak oleh pandemi. Kita harus yakini kalau pandemi ini bisa kita atasi maka perekonomian kita akan bangkit," saut Pengamat Ekonomi Piter Abdulah.
Dia menambahkan efektivitas program PEN memang tidak secara langsung memulihkan perekonomian nasional, namun memang ditujukan pertama untuk mengatasi pandemi.
Kedua membantu masyarakat dan dunia usaha sehingga ketika pandemi mereda, perekonomian kita siap untuk bangkit.
“Pemerintah mesti tetap fokus pada penanggulangan pandemi, lalu peningkatan kecepatan dan ketepatan bantuan kepada masyarakat terdampak, termasuk peningkatan bantuan kepada dunia usaha, juga percepatan implementasi UU Cipta Kerja, karena salah satu syarat kita bisa pulih adalah melalui investasi yang sudah kita siapkan dalam undang-undang tersebut," tutur dia.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Vaksinasi untuk Lansia Sudah Siap, Dipastikan Aman, Jadi tak Perlu Khawatir
Redaktur & Reporter : Yessy