Formula Baru Unas Dikhawatirkan Timbulkan Stres

Kamis, 13 Januari 2011 – 22:44 WIB
JAKARTA - Coordinator Education Forum, Suparman menerangkan bahwa tahun ini dipastikan akan semakin banyak peserta ujian nasional (Unas) yang mengalami stress karena dihapuskannya ujian ulanganMenurutnya, dengan adanya formula baru ini maka peningkatan tekanan psikologis akan menggangu siswa karena pemadatan pelajaran serta penambahan waktu belajar yang dilakukan sekolah.

Menurutnya, anak yang seharusnya pada waktu bermain dipaksa untuk belajar sangat rentan terhadap stress

BACA JUGA: Manajemen Trisakti Ilegal Didesak Hengkang

Apalagi siswa juga pastinya akan sangat tertekan karena proses ia belajar selama tiga tahun hanya ditentukan selama dua hari
“Belum lagi suasana sekolah yang juga tegang dimana kepala sekolah dan guru pun mengharapkan seluruh siswanya lulus dengan nilai baik,” ungkapnya di Jakarta, Kamis (13/1).

Suparman menjelaskan, dengan menghapus ujian ulangan di dalam proses pelaksanaan Unas, sudah merupakan suatu pelanggaran terhadap prinsip pendidikan

BACA JUGA: UGM Ngotot, Fasli Jalal Berang

“Ujian yang diadakan seharusnya hanya sebagai ajang evaluasi dan bukan penentuan kelulusan siswa selama tiga tahun belajar
Selain itu, juga bukan untuk pemetaan dan penentu kelulusan

BACA JUGA: Kemdiknas Bantah Beri Dispensasi ke UGM

Unas hanya untuk evaluasi,” tegasnya.

Terpisah,  Pengamat Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Said Hamid Hasan menerangkan, Unas sangat berpotensi menimbulkan stress karena dengan persentase UN 60 persen yang artinya bahwa Unas  masih merupakan penentu kelulusan.

Dengan pembobotan 60 persen ini, lanjut Said, Kemendiknas secara tidak langsung tetap memaksa siswa untuk belajar dalam penentuan 1-3 hari selama Unas berlangsung“Padahal seorang mahasiswa saja ujian akhirnya dibagi persemester,” lanjutnya.

Lebih lanjut Said menambakan,  proses pendidikan seharusnya terhubung dengan karakter dan sikap, mampu menyelesaikan masalah serta terbiasa membaca“Kemendiknas masih memakai peninggalan Belanda, dimana pada saat itu Unas dipakai untuk menseleksi orang,” ujarnya(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yayasan Trisakti Disebut Sulit Lakukan Eksekusi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler