Fosil Ida adalah 'Missing Link'?

Rabu, 20 Mei 2009 – 18:00 WIB
MOYANG - Fosil Ida yang berusia 47 juta tahun, dan disebut-sebut sebagai salah satu fosil makhluk primata terlengkap, kini diposisikan sebagai kemungkinan wujud pendahulunya manusia. Foto: Atlantic Productions Ltd.
OSLO - Sejumlah ilmuwan, Selasa (19/5) waktu setempat, sepakat menyimpulkan sebuah fosil makhluk primata purba berukuran sebesar kucing kecil yang berusia 47 juta tahun, sebagai kemungkinan "nenek-moyang bersama" dari manusia, monyet dan primata lainnyaDengan kata lain, fosil yang kerap disebut dengan nama "Ida" itu, merupakan missing link alias "rantai yang hilang" dari teori evolusi Darwin (bahwa manusia dan monyet berasal dari moyang yang sama, Red).

Para ahli mengatakan bahwa fosil tersebut berasal dari spesies transisi, yang hidup di sekitar periode ketika garis keturunan makhluk primata terbagi menjadi dua bagian

BACA JUGA: Astronot AS Bersiap untuk Spacewalk Perdana

Seperti diketahui, dua bagian yang dimaksud adalah garis yang kemudian "dihuni" oleh manusia, monyet dan sebangsanya, serta satu garis lagi yang terdiri dari hewan primata lain macam lemur.

Fosil tersebut, yang dikatakan berasal dari primata muda berkelamin betina, sebagaimana diberitakan CNN, sebelumnya secara resmi telah diberi nama Darwinius masillae
Nama ini saat itu diberikan demi menghormati peringatan ulang tahun ke-200 Charles Darwin.

"Ini adalah rangkaian fosil makhluk primata yang paling komplit, sebelum manusia mengenal penguburan (jenazah)," ungkap Dr Jorn Hurum dari Museum Sejarah Alam di University of Oslo, yang memimpin penelitian terhadap fosil tersebut.

"Dan usianya tak hanya beberapa juta tahun, melainkan 47 juta tahun," tambah Hurum, saat berbicara dalam sebuah konferensi pers di Museum Sejarah Alam AS di New York, sambil menambahkan bahwa hanya satu bagian dari sebelah kaki "spesimen indah" itu yang hilang.

Fosil ini sendiri telah ditemukan sejak tahun 1983 lalu, di daerah Messel Pit, dekat kota Frankfurt, Jerman

BACA JUGA: Wow... Klub Ninja Adu Akrobatik

Namun, sebagaimana dipaparkan dalam sebuah artikel terbaru di jurnal ilmiah PLoS ONE keluaran Public Library of Science, sejak ditemukan fosil itu hanya menjadi koleksi pribadi sampai akhirnya dialih-statuskan baru-baru ini.

Hanya saja, berdasarkan keterangan artikel itu pula, ketika baru mulai diteliti, nilai pentingnya belum bisa segera diketahui, lantaran fosil itu sendiri terpisah menjadi dua bagian besar
Tim ilmuwan internasional yang dipimpin Hurum-lah yang melakukan analisa forensik mendetail selama dua tahun terakhir

BACA JUGA: Gadis Mati Dilahirkan Lagi Lewat Kloning

Nama "Ida" sendiri diambil dari nama putrinya Hurum, sebagaimana diakui yang bersangkutan dalam artikel tersebut(ito/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tangan Kosmik yang Menjangkau Cahaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler