Freeport Didik Penambang Lokal Papua

Jumat, 30 Maret 2018 – 02:00 WIB
Proses pelatihan masyarakat lokal Papua di Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) di kawasan Light Industrial Park (LIP) PT Freeport Indonesia (PTFI), Papua. Foto: Ist for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) mendorong masyarakat lokal Papua menjadi tenaga terampil di sektor pertambangan.

Hal ini mengingat kurangnya tenaga terampil di bidang pertambangan, sementara minat masyarakat lokal sangat tinggi.

BACA JUGA: Divestasi Saham Belum Kelar, Ini Sepak Terjang Freeport

Senior Manajer IPN Soleman Faluk mengatakan, selama 15 tahun beroperasi di kawasan Light Industrial Park (LIP) PT Freeport Indonesia (PTFI), pihaknya turut mengembangkan kapasitas masyarakat Papua. Lebih khusus lagi masyarakat asli yang tinggal di area operasi PTFI.

"Kami memiliki pengembangan jangka panjang tenaga kerja asal Papua. Sistem pelatihan di IPN dibuat berbasis kompetensi kelas dunia sebagai dukungan terhadap Program Magang, Pramagang, dan Pendidikan Orang Dewasa. Program-program ini memberikan prioritas kesempatan pengembangan dan pekerjaan untuk warga asli Papua yang memenuhi syarat," kata dia dalam keterangan yang diterima.

BACA JUGA: Pemerintah Cegah Swasta Beli Saham Freeport

Kebutuhan sumber daya manusia di sektor pertambangan terus terbuka sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan, termasuk untuk PTFI.

Di Indonesia bahkan sektor pertambangan membaik dari hari ke hari. Karena itu, kami berupaya agar masyarakat setempat dapat dilatih supaya terserap dalam operasi pertambangan di mana pun," jelasnya.

BACA JUGA: Freeport Ajukan Perpanjangan Izin Ekspor

Meski demikian, lanjut Soleman, masyarakat lokal Papua harus proaktif dalam proses transformasi ilmu pengetahuan.

Dengan begitu, tenaga terampil Papua bisa bekerja dengan profesional setara dengan tenaga kerja dari negara lainnya.

Lebih lanjut kata dia, IPN memfokuskan pada pengembangan tujuh suku yang ada di sekitar wilayah tambang PTFI Amungme, Kamoro, Dani, Damal, Moni, Mekagi dan Nduga.

Meski demikian, dua suku yaitu Amungme dan Kamoro diberikan keistimewaan untuk masuk IPN meski berbekal ijazah SD.

Selain peserta didik dari ketujuh suku tersebut, IPN juga memberikan kesempatan pada masyarakat Papua lainnya dan masyarakat non-Papua yang lahir dan besar di tanah Papua, serta memiliki kontribusi terhadap Papua.

Pada saat ini terdapat 104 siswa asal Papua yang sedang mengembangkan kemampuannya di IPN.

Untuk menghasilkan tenaga terampil di sektor pertambangan, IPN harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan yang ada di lapangan serta kondisi peserta didik yang mengikuti program pelatihan

Superintendent Apprenticeship Management IPN Suzan Kambuaya melanjutkan, sejak kehadirannya pada 2003 terhitung sebanyak 4.154 orang telah mengenyam pendidikan di IPN.

Dari jumlah tersebut sebanyak 2.422 peserta didik dari Papua yang melanjutkan berkarier di Freeport.

"Para peserta didik memiliki kemampuan yang beragam, sehingga kami harus menyesuaikan pola pendidikan kami. Tapi kami bisa melihat semangat belajar yang luar biasa tinggi," terang Suzan.

IPN juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas kelas dunia, seperti alat simulator untuk truk Caterpilar dan Western Star, serta tiga area simulasi tambang bawah tanah yang dilengkapi dengan fasilitas untuk hauling, loading, dumping, ventilasi dan jackleg.

Alat-alat yang dipakai dalam proses belajar dibeli dalam kondisi baru khusus untuk keperluan IPN bukan peralatan bekas operasi tambang. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Batasi Gerak Freeport untuk IPO


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler