Freeport Stop Produksi

Selasa, 18 Oktober 2011 – 09:12 WIB

JAKARTA–Sejumlah fasilitas PT Freeport Indonesia (PTFI) dirusak sejumlah massaAkibatnya, operasi perusahaan tambang asal Amerika itu dihentikan mulai Senin (17/10)

BACA JUGA: Pemda Disarankan Irit untuk Modal Kelola Inalum

Rentetan gangguan keamanan dan meningkatnya eskalasi sampai pemblokiran jalan, memang tak memungkinkan dilanjutkannya operasi seperti biasa
Bahkan massa nekat memotong pipa saluran konsentrat Freeport.

’’Produksi mulai pagi ini (kemarin, Red) terpaksa dihentikan

BACA JUGA: BUMN Rugi Bakal Dirombak

Sebab, kondisi di site Freeport sudah tak aman
Massa juga telah memotong pipa-pipa untuk produksi, baik pipa tambang terbuka maupun pertambangan bawah tanah,’’ kata Vice President Operasi Tambang Terbuka Freeport, Nurhadi Sabirin, dalam video conference bersama manajemen Freeport dan wartawan di Jakarta, Senin (17/10).

Awalnya, manajemen Freeport di Jakarta yang diwakili Director Executive Vice President Chief Administration Officer Freeport Sinta Sirait tak memberikan penjelasan bahwa operasi telah dihentikan

BACA JUGA: Pengusaha Ingin Kabinet Baru Fokus Garap Ekonomi

Dalam video conference dengan karyawan di Papua itu hanya mendengarkan penuturan para karyawan terkait kondisi di sana yang masih mencekamNamun, Nurhadi yang berada di Tembaga Pura, Papua nyeletuk bahwa mulai pagi kemarin operasi tambang distop

Nurhadi mengatakan, pipa yang mengalirkan konsentrat tembaga dan emas ke pelabuhan diketahui mengalami pemotongan di beberapa bagianAkibatnya, pihaknya tidak bisa mengirim konsentrat dan produksiPenghentian produksi dilakukan sampai kondisi dirasa benar-benar aman.

Sementara itu, Sinta Sirait menyampaikan, pada awal pemogokan karyawan, perseroan tetap memproduksi konsentrat namun jumlahnya turun dari 230 ribu ton per hari menjadi 180 ribu ton per hari atau hanya 75 persen dari total kapasitas’’Proses pengiriman masih berjalanTapi karena ada pemotongan pipa yang menjadikan ada kerusakan, kita akan evaluasi, apakah dihentikan atau tidak,’’ ujarnya.

Freeport memproduksi 220 ribu-230 ribu ton bijih per hari yang berasal tambang terbuka di Grasberg dan bawah tanah, deep ore zone (DOZ)Bijih dari lokasi tambang itu lalu dibawa ke pabrik pengolahan di Mil 74, Mimika, untuk diolah menjadi konsentrat dengan rata-rata produksi 6 ribu-7 ribu ton per hariKemudian, konsentrat yang masih basah dialirkan melalui pipa ke pelabuhan sepanjang 114 kmDi pelabuhan, konsentrat dikeringkan sebelum dikirim ke para pembeliDari data 2010, setiap ton bijih mengandung 8 kg tembaga dan 0,91 gram emas

Sejauh ini pembicaraan antara Freeport dan Serikat Pekerja PTFI belum menemukan titik temuMassa yang kesal lalu melakukan pemblokiran jalan menuju port site dengan menggunakan alat berat graderSelain pemblokiran jalan, mereka juga menguasai kantor check point 1 Mil 27Sinta mengaku, pihaknya siap melakukan perundiangan“Jika situasi kondusif, kami siap dilakukan perundingan,” katanya.

Selain menyebabkan terhentinya operasi tambang, aksi pemalanngan jalan di Mil 27 oleh warga dan pekerja Freeport menyebabkan tersendatnya pasokan avtur untuk Bandara Moses Kilangin, TimikaSehingga, pesawat komersial yang melayani penerbangan ke Timika rata-rata mengisi bahan bakar di tempat lain.

Sinta memaparkan, maskapai Garuda,  misalnya, mengisi bahan bakar di Sentani JayapuraMaskapai itu pun harus mengubah rute penerbangannya dari sebelumnya transit di Moses Kilangin sebelum menuju Jayapura, dengan langkanya avtur di Timika, tujuan akhir hanya sampai Timika

Sinta juga mengatakan, pihaknya akan melaporkan situasi terakhir tersebut ke Menkopolhukam Djoko Suyanto dan Menteri ESDM Darwin Saleh“Kami akan minta jaminan keamanan,” tukasnya(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendag Diganti, DPR Happy


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler