G-20 Khawatirkan Kenaikan Defisit

Selasa, 29 Juni 2010 – 04:50 WIB
TEMU - Salah satu sesi pertemuan dalam acara KTT G-20 di Kanada. Tampak PM Prancis Nicolas Sarkozy (kiri) berbicara dengan Dmitry Medvedev dari Rusia. Foto: AFP.
TORONTO - Konferensi tingkat tinggi G-20 yang berlangsung sejak Sabtu (26/6) di kota Toronto, Kanada, berakhir Minggu malam waktu setempat (27/6) atau kemarin WIB (28/6)Seiring dengan usainya forum tersebut, 20 pemimpin negara industri maju dan berkembang sepakat memangkas defisit masing-masing.

Para peserta konferensi menargetkan angka defisit dalam negeri masing-masing sudah berkurang sebelum 2013

BACA JUGA: NATO Capai Rekor Kematian

"Untuk tetap menggerakkan perekonomian, seluruh negara membutuhkan skema stimulus jangka pendek," ujar Perdana Menteri (PM) Kanada Stephen Harper seperti dikutip BBC kemarin
Dengan menyepakati agenda tersebut, proposal tentang pinjaman global ke lembaga perbankan dibatalkan.

Namun, Ketua IMF Dominique Strauss-Kahn (DSK) mengaku tidak setuju terhadap kesepakatan G-20 itu

BACA JUGA: Dua Bersaudara Beda Nasib

Menurut ekonom Prancis tersebut, terlalu fokus kepada pemangkasan defisit masing-masing negara hanya akan membuat krisis ekonomi global yang sedang dihadapi bersama terlihat remeh
Sebab, dengan fokus kepada anggaran masing-masing negara, masyarakat internasional akan cenderung mengacuhkan** problem global.

Pernyataan DSK itu dibenarkan Menteri Keuangan Kanada Jim Flaherty

BACA JUGA: Aparat Meksiko Takuti Gembong Narkoba

"Isu paling mendesak dalam forum ini adalah mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tandasnya dalam wawancara dengan Associated PressNamun, problem yang dihadapi masing-masing negara menuju pertumbuhan ekonomi yang stabil berbeda-bedaKarena itu, metode yang diterapkan pun tidak bisa sama.

"Jelas, beberapa negara tertentu, terutama negara-negara Eropa, perlu mengonsolidasikan keuangan mereka dengan kebutuhan fundamental negara," lanjut FlahertyKanada, menurut dia, merupakan contoh negara yang memiliki dasar perekonomian kuatTanpa campur tangan pemerintah, sektor perbankan di negeri itu bisa mengatasi krisis finansial yang sedang dihadapi.

Setelah konferensi berakhir, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyebut pertemuan yang juga dihadiri perwakilan dari Etiopia, Malawi, Belanda, Nigeria, Spanyol, dan Vietnam - bukan negara anggota G-20 - itu sukses"Kita harus berjuang keras sesuai dengan kemampuan kita masing-masing untuk menghindari terulangnya krisis keuangan seperti ini," tandasnya seperti dilansir Agence France-Presse.

Pemimpin 48 tahun itu menambahkan, regulasi perekonomian yang lebih ketat akan dibahas dalam sesi II konferensi G-20 di Seoul, Korea Selatan (Korsel)Rencananya, sesi II konferensi G-20 diselenggarakan November mendatangSejak pertama muncul pada 2008 lalu, pertemuan G-20 dilakukan dua kali setahunTapi, mulai tahun depan, konferensi hanya akan diselenggarakan sekali tiap tahun(hep/c3/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peringati Perang dari Sisi Berbeda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler