KABUL - Pasukan koalisi NATO di Afghanistan kemarin (27/6) mengumumkan kematian tentaranya yang ke-91Jumlah tersebut menjadi rekor tertinggi korban tewas dari tentara koalisi pada bulan ini
BACA JUGA: Dua Bersaudara Beda Nasib
Korban tentara terakhir tersebut tewas karena terkena ranjau ala Taliban atau IED (improvised explosive device)Tewasnya tentara yang tidak disebutkan identitasnya itu hanya berselang beberapa jam setelah NATO mengumumkan kematian lima tentara lainnya dalam sebuah serangan serupa
BACA JUGA: Aparat Meksiko Takuti Gembong Narkoba
Kewarganegaraan korban tewas juga tidak disebutkanPengumuman oleh pihak Pasukan Perbantuan Internasional (ISAF) tersebut bertepatan setelah Kementerian Pertahanan Inggris juga melansir kabar seorang anggota militernya tewas di selatan pekan lalu.
Secara keseluruhan, pasukan internasional yang tewas di Afghanistan sudah mencapai lebih dari 300 orang tahun ini
BACA JUGA: Peringati Perang dari Sisi Berbeda
Juni tahun ini menjadi bulan terparah dengan kematian pasukan tertinggi sejak perang Afghanistan dimulai pada 2001Data yang dilansir Agence France-Presse tersebut didasarkan pada jumlah korban tewas di sebuah website independen, Icasualties.orgRekor tersebut langsung memunculkan pertanyaan tentang kemampuan pasukan NATO dalam menjaga stabilitas keamanan di Afghanistan dan upaya menumpas Taliban pasca dipecatnya Panglima Militer AS Jenderal General Stanley McChrystal pekan lalu.AS menyatakan, serangan IED atau bom jalanan meningkat hingga 94 persen pada empat bulan pertama tahun ini jika dibandingkan dengan periode sama tahun laluHampir seluruh korban tewas diakibatkan oleh IED yang bisa dirakit dengan mudah dan murahSering, bom diledakkan menggunakan remote control (kendali jarak jauh)Korban yang bertahan hidup biasanya cacat seumur hidup.
Dari utara, sebuah serangan udara AS menewaskan delapan militan Taliban, termasuk seorang komandan lokalPerang melawan Taliban di Afghanistan telah meluas ke seluruh negeri, khususnya di barat dan utara, tempat sel militan tumbuh subur(cak/c10/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Media Inggris Ramai Beritakan Ariel
Redaktur : Tim Redaksi