Peringati Perang dari Sisi Berbeda

60 Tahun Perang Korea

Sabtu, 26 Juni 2010 – 04:40 WIB
BEKAS - Sejumlah orang mengamati sebuah model senjata kapal Korsel, di Korean War Memorial Museum di Seoul, 20 Juni lalu. Foto: Reuters/Jo Yong-Hak.

SEOUL - Masyarakat Semenanjung Korea merayakan peringatan ke-60 Perang Korea kemarin (25/6)Seperti tahun-tahun sebelumnya, Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) memperingatinya secara terpisah

BACA JUGA: Media Inggris Ramai Beritakan Ariel

Dalam peringatan kali ini, dua Korea saling menyalahkan satu sama lain terkait ketegangan yang muncul baru-baru ini.

"Hari ini, enam puluh tahun lalu, komunis Korut menembaki benteng ke-38 negeri ini saat seluruh warga terlelap," kata Presiden Korsel Lee Myung-bak dalam pidatonya kemarin, seperti dilansir Associated Press
Selain dihadiri para petinggi Korsel dan tamu-tamu negara, sekitar 28.500 personel militer Amerika Serikat (AS) yang bertugas di sana juga menjadi tamu kehormatan dalam peringatan kali ini

BACA JUGA: Obama Copot Panglima Perang Afghanistan

Sebanyak 21 bendera negara donor Korsel juga dikibarkan di ibu kota.

Dalam kesempatan itu, Lee kembali menyinggung insiden tenggelamnya Kapal Cheonan
Sebab, itulah yang memicu pertikaian terbaru dua Korea

BACA JUGA: PM Gillard Prioritaskan Isu Pajak

Korsel tetap yakin pada hasil investigasi tim multinasional yang menyatakan keterlibatan militer Korut dalam insiden yang merenggut nyawa 46 pelaut ituApalagi, sampai sekarang, Korut masih terus membantah tudingan tersebut.

"Korut seharusnya jujur mengakui provokasi yang mereka lakukan dan minta maaf dengan terbuka," ujar LeePemimpin 68 tahun itu juga mendesak Korut mempertanggungjawabkan aksinya di hadapan masyarakat internasionalKarena itulah Korsel mengadukan insiden di Laut Kuning itu ke Dewan Keamanan (DK) PBBKorsel berharap, DK PBB memberikan sanksi yang membuat Korut jera melakukan provokasi.

Terpisah, dalam peringatan Perang Korea yang dihelat di War Memorial of Korea di Seoul, komandan tertinggi AS dan pasukan PBB di Korsel memberikan peringatan kepada Pyongyang"Para pemimpin Korut harus sadar bahwa provokasi yang mereka lakukan itu akan direaksi dengan cepat dan tegas," tandas Jenderal Walter Sharp seperti dilansir Agence France-PresseSeperti yang sudah disampaikan Washington, dia menegaskan kembali bahwa AS akan sepenuhnya mendukung Korsel.

Sementara, sebagai sekutu terdekat Korut, Tiongkok menanggapi peringatan Perang Korea itu dengan cara berbedaMenurut Jubir Kementerian Dalam Negeri Tiongkok, Qin Gang, perang adalah bagian dari masa lalu"Sejarah adalah sejarahYang lebih penting sekarang adalah memelihara hubungan baik dengan dua Korea," paparnya dalam jumpa pers di Beijing, Kamis lalu (24/6).

Di Korut, pemerintahan Kim Jong-Il memperingati invasi pasukannya ke Korsel dengan cara berbedaMereka menyebut serangan 60 tahun lalu itu sebagai Perang Pembebasan Tanah Air (Fatherland Liberation War)Kali ini, peringatan tersebut bertajuk "US, Provoker of Korean War" (AS, Pencetus Perang Korea).

"Seluruh fakta sejarah menunjukkan bahwa AS-lah yang memulai perang di Korea dengan menempatkan sejumlah besar serdadunya di KorselMereka tidak bisa begitu saja lepas dari tanggung jawab," lapor Kantor Berita KCNAArtikel 4.300 kata yang berisi tudingan Korut terhadap AS itu dipublikasikan kemarinTapi, AS dan Korsel membantah tuduhan itu dan berdalih penempatan pasukan sebagai bagian dari misi perdamaian.

Dalam artikel itu pula, KCNA melampirkan data kerusakan yang ditimbulkan AS di Korut pada 1945Mengutip data dari Komite Investigasi Kerugian akibat AS di Bagian Utara Korea, KCNA melaporkan bahwa AS telah menimbulkan kerugian materi yang nilainya mencapai USD 65 triliun (sekitar Rp 586.625 triliun)Jumlah tersebut lima kali lipat jumlah utang dalam negeri AS yang konon berkisar USD 13 triliun (sekitar Rp 117.325 triliun).

Perang Korea yang pecah menjelang fajar 25 Juni 1950 itu merenggut jutaan nyawa warga KorselBukan hanya serdadu dan orang dewasa, sebagian di antaranya adalah remaja yang bergabung dengan tentara pelajarPerang yang hanya berlangsung selama sekitar tiga tahun itu memicu pecahnya Perang DinginSebab, sebagai sesama negara komunis, Uni Soviet (kini Rusia) mati-matian membela KorutSedangkan, Korsel didukung AS dan sekutunya.

Sayangnya, konflik yang total menewaskan tidak kurang dari 3 juta jiwa itu hanya berakhir dengan gencatan senjata pada 27 Juli 1953Secara teknis, Korut dan Korsel masih terus terlibat perang selama enam dekade terakhirApalagi, Korut tidak pernah mau mengakui garis batas wilayah yang ditetapkan PBBMenurut mereka, garis batas tersebut terlalu menguntungkan KorselAkibatnya, dua Korea sering berkonflik dengan alasan pelanggaran batas wilayah(hep/dos/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Sekarang Dipimpin Wanita


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler