G20 EdWG, Mendorong Implementasi Kampus Merdeka di Kancah Dunia

Jumat, 18 Maret 2022 – 23:53 WIB
Ki-Ka: Sekjen Kemendikbudristek Suharti, Plt Sekretaris Ditjen Diktiristek Tjitjik Srie Tjahjandarie, Iwan Syahril selaku Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20. Foto Humas Kemendikbudristek

jpnn.com, JAKARTA - Kemendikbudristek sebagai pemimpin Kelompok Kerja Pendidikan G20/G20 Education Working Group (EdWG) mengajak dunia bergotong royong untuk menata dan membangun kembali sistem pendidikan.

Iwan Syahril, selaku Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 mengajak negara-negara G20 untuk bergotong royong secara global menghadapi masalah pendidikan akibat pandemi Covid-19. 

BACA JUGA: Kenya Bersyukur Bisa Buka Kedubes di Indonesia, Episentrum Dunia

Menurut Iwan, anak-anak tidak bisa terus menunggu sekolah dibuka kembali dan mengalami learning loss. "Bukan masalah tidak masuk kelas atau gagal dalam ujian, melainkan ancaman kehilangan minta anak-anak untuk belajar dan kehilangan kepercayaan diri," terang Iwan, Kamis (17/4).

Dalam pembahasan G20, bidang pendidikan tinggi mendapatkan kesempatan melakukan bilateral meeting bersama pihak dari Australia dan Perancis. Hal ini bertujuan untuk membahas rencana kerja sama yang lebih spesifik. 

BACA JUGA: 4 Agenda Prioritas Kemendikbudristek Didukung Negara G20

Pada pertemuan tersebut, Pelaksana tugas (Plt.) Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Tjitjik Srie Tjahjandarie mengemukakan beberapa isu di bidang Diktiristek 

Tjitjik mengusulkan beberapa poin kerja sama dengan pihak Australia antara lain dalam bidang pengakuan kualifikasi, implementasi Kampus Merdeka melalui program Indonesia Internasional Student Mobility Awards (IISMA), program Joint Working Group, serta kerja sama pengembangan riset dan inovasi melalui kerangka Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO).

BACA JUGA: Negara G20 Dukung Langkah Indonesia tentang Merdeka Belajar

"Kami sudah bermitra cukup dekat dengan Australia. Kami mendorong Australia juga membuka kesempatan apprenticeship dan internship bagi mahasiswa Indonesia ke Australia," tuturnya. 

Tentunya, kata Tjitjik, dengan skema yang akan ditetapkan melalui program Kampus Merdeka. Setelah berhasil, perguruan tinggi bisa menduplikasi bentuk kegiatan ini, agar banyak mahasiswa Indonesia memiliki wawasan global dan berdaya saing.

Tak jauh berbeda, pertemuan dengan pihak Perancis pun membahas penguatan implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka melalui program IISMA. Pihak Perancis yang diwakili Philomene Robin, Atase Kerja Sama Universitas, Institut Français D’indonésie mengatakan akan memobilisasi perguruan tingginya agar berpartisipasi dalam program MBKM. 

Adapun sasaran program IISMA yaitu bekerja sama dengan perguruan tinggi top 100 dunia di Perancis dan perguruan tinggi terbaik (acknowledged) di Perancis. 

"Kami mendukung program Kampus Merdeka dengan memobilisasi perguruan tinggi di Perancis agar makin banyak perguruan tinggi bisa berpartisipasi, khsusnya dalam program IISMA," ucap Philomene. 

Sementara, di bidang riset dan inovasi sudah terbangun kerja sama University to University (UtoU) antara perguruan tinggi Indonesia dan Perancis. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Melalui G20, Indonesia Pimpin Gerakan Global Membangun Sistem Pendidikan


Redaktur : Adil
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler