Gabung Tim Sukses Pilpres, Menteri-Menteri pun Ikut Terbagi (1)

Bertemu Anak Hanya Sehari dalam Seminggu

Sabtu, 30 Mei 2009 – 07:02 WIB

Jelang masa kampanye pemilihan presiden, sejumlah menteri makin sibuk menjadi tim suksesMenjalankan dua tugas sekaligus memang tidak mudah dan cukup menyita waktu

BACA JUGA: Ribetnya Para Hakim Mahkamah Konstitusi Tangani Sengketa Pemilu



ZULHAM M.-DIAN W., Jakarta

----------------------------------------

WAJAH Meuthia Hatta Swasono terlihat letih
Dengan didampingi sejumlah petugas protokoler, Rabu lalu (27/5) putri Proklamator Bung Hatta yang kini menteri pemberdayaan perempuan (Men PP) itu tergesa-gesa memasuki lobi Hotel Ritz-Carlton di kawasan bisnis Kuningan, Jakarta.

Siang itu dia memang berencana bertemu dengan Menteri Kesetaraan Gender Korea Selatan Byun Do Yoon untuk membahas kerja sama bidang teknologi informasi

BACA JUGA: Perjuangan Istri Prabangsa AA Sagung Mas Prihantini Menghidupi Kedua Anaknya

''Ini urusan negara dulu, baru setelah ini Anda bisa bertemu untuk urusan partai,'' ujarnya kepada Jawa Pos lantas tersenyum.

Meuthia yang juga ketua Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) memang dikenal berbeda dengan menteri-menteri lain
Dosen Universitas Indonesia (UI) tersebut disiplin membagi waktu untuk kepentingan negara dan pribadi alias partai

BACA JUGA: Oscar Yura Dompas, Sarjana Penyandang Autis dan Penulis Buku Pertama



Karena Jawa Pos meminta izin wawancara seputar kegiatan nonkementerian, aturan itu pun diberlakukan dengan seksamaSelang dua jam kemudian, dia pun bersedia diwawancarai secara khusus''Kesibukan memang padatSeperti tahun-tahun lalu, sejak awal jadi menteri saya sudah pergi 60 kali keliling Indonesia untuk memantau,'' ujarnya mengawali pembicaraan

Menurut wanita 62 tahun itu, sejak partainya memutuskan berkoalisi dan menyukseskan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, kesibukan itu berlipatJika biasanya hari libur dihabiskan bersama keluarga, beberapa pekan terakhir dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk merapatkan barisan tim sukses SBY-Budiono dari PKPI.''Saya kira, kampanye itu hanya pada hari libur,'' katanya dengan nada berhati-hati.

Metuthia mengatakan, dobel aktivitas memang cukup berat dijalani ketika usianya sudah masuk kepala enamApalagi, lanjut dia, ketika tugas-tugas sosialisasi menumpuk, dia susah untuk bisa beristirahat maksimalBahkan, sejak beberapa bulan terakhir dia hanya bisa istirahat maksimal lima jam tiap hariUntuk mengimbangi itu, dia rajin mengonsumsi air putih dan meminum suplemen.

''Saya sadar, ada di jabatan strategis itu harus cepat dalam berpikir, cepat dalam bekerja, dan cepat dalam mengambil keputusanNah, selain itu, harus siap kurang istirahat,'' terang dia, lantas tertawa.

Satu hal yang unik menjelang masa kampanyeYakni, hubungan dia dengan sang adik, Halida Hatta, yang aktif di Partai Gerindra dan menjadi tim sukses Megawati-Prabowo

Menurut Meuthia, dirinya bersama adiknya (Halida) berkomitmen untuk tidak membicarakan masalah politik dan teknis pemilu ketika sedang bercengkerama bersama-sama''Kami sudah sangat dewasa untuk tahu apa yang bisa disampaikanMasing-masing punya rahasia perusahaan,'' ujar dia.

Sukses saling menjaga rahasia itu, menurut Meuthia, berkaitan dengan motivasi keluarga besar Bung HattaSejak kecil, dia dan adiknya memang dididik untuk bisa mendahulukan kepentingan negaraDan, hal itu terbawa terus hingga sekarangKarena kepentingan partai juga tergolong kepentingan rakyat, tentu dalam beberapa hal mereka akan cenderung menjaga diri untuk tidak saling bertukar informasi.

''Kami sama-sama punya visi bahwa pikiran Bung Hatta yang baik untuk rakyat harus disampaikan ke rakyatPartai ini kan berpikir untuk rakyatJadi memang ada visi untuk mendahulukan rakyat daripada kepentingan individu, apalagi keluarga,'' tuturnya.

Meuthia mengatakan, ketika komitmen untuk koalisi sudah disampaikan secara lugas, praktis partai yang dipimpinnya pun telah berkomitmen untuk mendukung SBY-Boediono, apa pun risikonyaTermasuk, mempersiapkan mental jika ternyata pasangan koalisi itu gagal mencapai sukses

Hal yang berbeda dirasakan Menteri Negara Pemberdayaan Daerah Tertinggal (Men PDT) Lukman EdyMenteri termuda di Kabinet Indonesia Bersatu itu justru menyatakan, merangkap porsi kerja sudah biasa dijalani selama iniTermasuk yang dilakoni selama ini, yaitu merangkap tugas sebagai pembantu presiden dan tim sukses SBY-Boediono.

Di tim sukses capres-cawapres yang diusung Partai Demokrat bersama 23 parpol lainnya, termasuk PKB itu, Lukman dipercaya duduk sebagai wakil sekretaris tim sukses nasionalBersama Meuthia yang juga masuk di dalamnya, tim tersebut diketuai Hatta Rajasa"Kami ini orang politik, sudah biasa dengan ritme dan situasi seperti ini," ujar Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Lukman juga mengatakan tak terlalu repot membagi konsentrasi antara jabatannya sebagai menteri dan tim suksesTugas-tugas kementerian tetap dilakukan dengan sebaik-baiknyaSeperti yang dilakukan kemarin, saat dia berkunjung ke Batam"Sekarang ini saja saya mau ada rapat terkait tugas kantor (Kementerian PDT, Red)," ungkapnya lewat sambungan telepon.

Karena itu, Lukman menyatakan heran terhadap sejumlah kalangan yang memandang minor seorang menteri yang merangkap tim suksesMenurut dia, tidak ada yang salah dengan rangkap tugas tersebut"Sekali lagi, kami ini orang partai, sudah terbiasa membagi waktu seperti iniTermasuk saat pemilu legislatif laluKenyataannya juga tidak ada masalah," belanya.

Selain itu, menurut dia, meski diisi para tim sukses dari pasangan capres berbeda, keharmonisan di kabinet tidak tergangguInteraksi tetap berlangsung dengan baik"Semua biasa saja, selain sudah berkali-kali menjalani situasi yang sama, kami (sesama mennteri, Red) sama-sama sosok yang sudah matang dalam politik," jelas politisi muda kelahiran 26 November 1970 itu.

Bagaimana halnya dengan keluarga, mengingat kesibukan makin bertambah? "Kalau sedikit protes sih masih wajar kan," canda bapak tiga putra ituTapi, tambah Lukman, secara umum istri dan anak-anaknya sudah memahamiSebab, mereka sudah terbiasa dengan jadwal Lukman yang supersibuk selama ini.

Dia lantas mengungkapkan, sejak diangkat sebagai Men PDT menggantikan Saifullah Yusuf pada Mei 2007 lalu, intensitas pertemuannya dengan keluarga menjadi berkurang"Bayangkan saja, dalam seminggu, biasanya bisa ketemu anak hanya sehariItu pun pada hari Jumat dan sebelum berangkat kerja," ungkapnya

Pada Sabtu-Minggu, Lukman juga masih harus berkunjung ke daerah, baik aktivitas sebagai menteri maupun petinggi PKB"Kalau dibilang capek, itu sudah biasa," katanya. (iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perjuangan Para Istri Pejabat yang Suaminya Tersangkut Kasus Hukum


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler