Ribetnya Para Hakim Mahkamah Konstitusi Tangani Sengketa Pemilu

Ada Jeda Istirahat, Mahfud Sempatkan Pijat

Jumat, 29 Mei 2009 – 06:34 WIB

Dalam waktu satu bulan, para hakim di Mahkamah Konstitusi (MK) harus menyelesaikan sedikitnya 620 perkara sengketa pemilu legislatifAgar selesai tepat waktu, bersidang hingga dini hari pun dilakoni

BACA JUGA: Perjuangan Istri Prabangsa AA Sagung Mas Prihantini Menghidupi Kedua Anaknya




Anggit S.- Naufal Widi, Jakarta


------------------------------------------

KETUA Mahkamah Konstitusi (MK) Moh
Mahfud M.D

BACA JUGA: Oscar Yura Dompas, Sarjana Penyandang Autis dan Penulis Buku Pertama

punya kebiasaan baru dalam sepuluh hari belakangan
Setiap istirahat, setelah memimpin sidang sengketa hasil pemilu, Mahfud selalu meluangkan waktu untuk pijat

BACA JUGA: Perjuangan Para Istri Pejabat yang Suaminya Tersangkut Kasus Hukum

Aktivitas itu dia lakukan di ruangnya, gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Merdeka Barat No 6, Jakarta Pusat"Setiap jeda, saya selalu minta dipijatYa di kaki, ya punggung, agar saat memimpin sidang lebih bugar lagi," ungkapnya kepada Jawa Pos Rabu lalu (27/5)

Mahfud sampai harus minta dipijat karena sidang sengketa hasil pemilu benar-benar melelahkan dan menyita waktu para hakim konstitusiBetapa tidak, sidang dimulai pukul 08.00Rata-rata acara tersebut baru kelar sekitar pukul 22.00Bahkan, dua hari terakhir, sidang berlangsung hingga dini hariKarena itu, tidak jarang Mahfud tidur di kantorSebab, esok harinya, dia harus memulai sidang tepat pukul 08.00

Agar staminanya tetap prima, saat semua agenda sidang usai, alumnus Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Jogja itu menyempatkan diri untuk fitness"Treadmill setengah jam rasanya seperti sudah mandi keringat," ungkapnya.

Ya, sepuluh hari terakhir ini para hakim konstitusi memang harus bekerja habis-habisanSedikitnya 620 kasus sengketa hasil pemilihan umum harus diselesaikan dalam waktu 30 hari kerja

Saat hari Minggu, para hakim juga tidak boleh liburMereka harus tetap menuntaskan perselisihan tepat pada waktunya"Meski hari Minggu tak ada agenda sidang, kami tetap ngantorPaling tidak untuk mencocokkan perkara yang telah kami bahas," jelasnya.

Dalam hal stamina, Mahfud tidak mau kalah oleh para hakim yang lebih sepuh daripada dia, seperti Abdul Mukti Fajar dan Maruarar SiahaanKeduanya sama-sama berusia 67 tahun"Mereka luar biasaSaya lihat setiap hari selalu cerah," terangnya

Menurut Mahfud, tipe kasus sengketa hasil pemilu tersebut sebenarnya tidak rumit"Kebanyakan hanya berkisar soal penggelembungan suaraTipikalnya samaTapi, jumlahnya banyak sekali," katanyaTerkadang, kebosanan juga menyerang MahfudNamun, karena memenuhi kewajiban undang-undang, rasa jenuh itu harus dikuburnya dalam-dalam"Saya berusaha maksimal jangan sampai bosan," terangnya.

Saat menangani sengketa hasil pemilu tersebut, Mahfud juga berusaha menutup pintu komunikasi dengan pihak luarApalagi mereka yang terkait dengan sengketa pemilu tersebut"Banyak SMS yang mencoba mengajak membicarakan sengketaTapi, saya tolakSemuanya saya tolak," ungkapnya

Mahfud juga menolak semua tamu yang ingin menemuinya"Kadang ada teman lama yang pingin ketemuMereka juga saya tolak," ungkapnya.

Namun, saat sidang sengketa hasil pemilu tersebut bergulir, banyak tamu yang nekat"Mereka tak mau menemui di kantorTapi, saat saya pulang, tahu-tahu mereka sudah menunggu di depan pintu pagarYang ini juga saya tolak," ungkapnya

Sebagai orang Madura, Mahfud mengaku banyak kiai yang ingin bertemu langsung dengan dia"Kalau kiai yang datang, saya tak mau tahu namanya duluSebab, kalau tahu namanya, saya wajib menemuiTapi, mereka juga harus saya tolak," terangnya.

Lain lagi cerita Maria Farida IndratiDia adalah satu-satunya hakim konstitusi wanita di MKWanita 63 tahun itu punya cara tersendiri untuk mengatasi kebosanan dalam menghadapi setumpuk berkas perkara"Kadang kebosanan datang jugaTapi, mereka yang bersengketa kreatifAda yang bersaksi dengan menggunakan busana suku DayakJadi menarik," terangnya

Saat sidang, selain harus mampu membunuh rasa bosan, hakim konstitusi juga harus telatenTerutama saat memeriksa saksi"Saya juga harus telaten karena ada juga partai yang mau menghadirkan 150 saksi sekaligusNanti kami akan lihat lagi," jelasnya

Namun, sepuluh hari terakhir, Maria mengaku belum sampai sempat tidur di kantor"Saya usahakan untuk sampai rumah duluEsok harinya pagi-pagi harus sampai gedung MK lagi," terangnya

Karena aktivitasnya itu, Maria mengatakan waktu tidurnya terbatasNamun, tugas itu tetap harus dijalani"Setiap usai sidang, saya juga sulit tidurSaya selalu menyempatkan mendengarkan diskusi di radioSetelah beberapa saat, baru bisa terlelap," tuturnya.

Selama menjalani sidang, Maria bersyukur karena fisiknya tidak pernah ngedrop"Setiap hari tekanan darah selalu dicekKami juga dipastikan minum vitamin oleh tim dokter," jelasnya.

Kesibukan yang dilakoni MK sejak 18 Mei lalu memang padatSetiap hari, rata-rata dilaksanakan 15 sidangSatu sesi bisa berlangsung selama dua jamJeda digunakan untuk istirahat, makan, dan menunaikan salat.

Sidang sengketa pemilu tidak hanya diadakan di ruang sidang utamaMK mengoptimalkan dua ruang sidang yang tersisa untuk menggelar secara bersamaanJadi, rata-rata dalam satu sesi, ada tiga sidangRuang sidang pleno utama itu terletak di lantai duaDua ruang lain terletak berhadap-hadapan di lantai empat gedung MK.

Karena dibagi tiga sesi, sembilan hakim konstitusi pun harus dibagi tigaDi ruang sidang pleno utama, Mahfud menjadi ketua sidangDia biasanya didampingi oleh hakim konstitusi Arsyad Sanusi dan HarjonoDi dua ruang sidang lain, masing-masing diketuai oleh hakim MK Abdul Mukhtie Fadjar dan Maruarar SiahaanAbdul Mukhtie didampingi oleh Maria Farida Indrati dan Muhammad AlimMaruarar didampingi Achmad Sodiki dan Akil Mochtar.

Sekjen MK Janedjri MGaffar mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi berbagai kemungkinan dengan sidang cepat dalam sengketa hasil pemilu ituTermasuk menjaga stamina para hakim dan panitera"Ada sepuluh orang dokter yang disiapkanMereka proaktif mendatangi hakim saat jeda sidang," katanya.

Sepuluh dokter itu berasal dari RS Cipto Mangunkusumo dan RSPAD Gatot SubrotoTidak hanya dokter umum, dokter spesialis juga disiagakanMereka yang bertugas memastikan kesehatan para hakimMulai tekanan darah hingga memastikan mereka sudah mengonsumsi vitamin atau belum

"Di lantai delapan juga ada fitness center sehingga tetap bugar," terangnyaJanedjri menjelaskan, hal itu pentingSebab, jika salah satu hakim sakit, sidang tidak bisa dilakukan"Kami juga siapkan pijatDuduk lama kan bikin boyok (punggung, Red) pegel," sambung pria kelahiran Jogjakarta ituFasilitas tempat tidur juga disiapkan.

Tidak hanya fasilitas bagi para hakim, panitera, dan pegawai MKJanedjri mengungkapkan, pihaknya menyediakan fasilitas video conference (vicon) untuk mendukung pelaksanaan sidangMaklum, beberapa saksi yang diajukan pemohon berdomisili jauh dari ibu kota"Kalau saksi dari Yahukimo (Papua) didatangkan, kan butuh waktu, butuh biaya," terangnyaUntuk keperluan itu, MK bekerja sama dengan 25 perguruan tinggi yang membuka fasilitas vicon itu(dilengkapi Trimujoko Bayuaji/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Deklarasi Mega-Prabowo di Tempat Pembuangan Akhir Bantar Gebang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler