Gadis Cantik yang Dibunuh Usai Diperkosa Dikenal Taat Beribadah

Senin, 04 Mei 2015 – 11:00 WIB
Suasana pemakaman Eka Mayasari, kemarin (3/5). Ibu korban (kiri) tak kuasa menahan kesedihan. Insert: Eka Mayasari. Foto: RIZAL SETYO NUGROHO/RADAR JOGJA/JPNN

jpnn.com - JOGJA - Gadis cantik bernama Eka Mayasari yang dibunuh setelah diperkosa telah dimakamkan kemarin (3/5). Keluarga dan sejumlah rekannya masih terkenang dengan keseharian korban yang dikenal sebagai pribadi religius.

“Kalau sudah waktunya salat, dia selalu mengingatkan. Selain itu sama laki-laki yang bukan muhrimnya juga selalu menjaga diri,” kenang Resi, rekan Eka Mayasari ditemui di rumah duka seperti dilansir Radar Jogja (Grup JPNN.com), Senin (4/5).

BACA JUGA: Cari Kayu Bakar, Ketemunya Tulang Manusia Berserakan

Anak kedua dari tiga bersaudara itu juga dikenal pekerja keras dan mandiri. Dia buka usaha angkringan setelah mengun-durkan diri dari bagian customer service pada 2013. Dari hasil kerja kerasnya ini bahkan mampu membeli sebidang tanah di daerah Manding, Bantul.

“Semangat kerjanya tinggi, bahkan kadang sampai lupa waktu. Saya sempat kaget saat dikabari di grup WA. Walaupun sudah tidak kerja di tempat lama, tapi masih saling berhubungan akrab,” tambahnya.

BACA JUGA: Mal Centre Point Dilego Saja, KAI Tentukan Harga

Jenazah Maya sempat disalatkan di Masjid Gedongkuning. Sela-njutnya dengan mobil ambulans yang sama di bawa ke Dusun Pedak Karangbendo, Bangunta-pan, Bantul. Di tempat itu jenazah kembali disalatkan di Masjid AnNur dusun setempat.

Salah seorang warga Pedak, Pristyawan mengungkapkan, warga dengan sukarela menerima jenazah korban. Di tempat itu, Maya sempat mengajar di PAUD untuk anak-anak warga setempat. Dia dikenal ramah dan mudah bergaul dengan siapa pun.

BACA JUGA: Keluarga Pasien BPJS Ngamuk di RS Dapat Tagihan Lebih Rp 5 Juta

“Semangat dan jiwa sosialnya tinggi. Istilahnya grapyak, karena itu warga sini sangat kehilangan. Kami berharap pelakunya segera ditangkap dan tidak ada lagi kejadian seperti ini,” katanya.

Senada juga diungkapkan Faizal, Ketua Pemuda Dusun Pedak Karangbendo. Menurutnya, sosok Maya menjadi teladan remaja setempat. Almarhumah dinilai selama hidupnya tulus membantu orang lain. Padahal Maya sebelumnya sempat sakit Spondylolysis pada tulang belakangnya dan divonis lumpuh. Dengan tekad dam mukjizat Tuhan dia dapat bangkit dan berjualan angkringan.  

“Di mata teman-temannya care, dapat diterima karena dalam berteman tidak dibeda-bedakan. Pekerja keras, pantang menyerah, terbuka dan berbakti dengan orang tuanya,” ungkap Faizal.

Ditemui sebelum jenazah Maya dikebumikan, kakak tertua Maya Noviyanto mengaku sangat kehilangan adik perempuannya itu. Ia berharap kepolisian se-gera mengungkap pelaku dan motif pembunuhan adiknya.

“Pelakunya segera ditangkap, dihukum dengan balasan yang setimpal. Hukum harus ditegak-kan seadil-adilnya,” tandasnnya.

Di mata keluarganya, Maya termasuk anak yang mandiri sejak kecil. Dia tidak pernah mau menyusahkan orang lain, ter-masuk keluarganya. Termasuk saat sakit sekalipun dia tetap berjuang untuk sembuh dan kembali berusaha.

Ditegaskan Noviyanto, adiknya juga alumni DIII UGM dengan prestasi yang bagus. Mengenai pilihan usahanya, Noviyanto sudah pernah mengingatkan agar tidak sampai berjualan hingga larut malam. Namun diakuinya, adik keduanya itu mempunyai karakter yang keras.

“Dia memang wataknya keras. Kita sudah pernah berkali-kali mengingatkan tapi semangatnya dia tidak bisa dihalangi. Awalnya buka jam 6 sore sampai jam 12 malam. Lama-lama diundur sampai kadang jam 3 pagi baru tutup. Dia tidak punya cita-cita, dia hanya ingin membahagiakan orang tuanya,” terangnya.

Mengenai teman laki-lakinya, dikatakan tidak ada yang benar-benar dekat. Menurutnya sejak awal kuliah sudah banyak yang mendekati Maya, namun tidak ada yang sampai menjadi pacar. Keluhan terakhirnya kata Noviyanto, adalah pelanggannya yang kurang menyenangkan.

“Tidak pernah ada yang dekat sampai jadi pacar. Kalau yang mendekati adik saya, banyak. Terakhir dia cerita seputar usahanya. Katanya ada pelanggan yang makan kadang utang tidak bayar, ada yang pinjam uang,” ungkapnya.

Selanjutnya sekitar pukul 14.09, jenazah diberangkatkan dari Masjid An-Nur ke pemakaman umum Desa Karangbendo. Ibu korban Aminah tak kuasa menahan tangis saat menyaksikan anaknya akan dimakamkan. Perempuan sepuh itu meminta anaknya untuk diazani. Ia juga meminta untuk kali terakhir menyaksikan wajah anaknya sebelum benar-benar ditutup dengan tanah. (laz/ong/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Rp 280 Juta Tiap Desa Segera Dikucurkan, Ini Syarat Pencairannya...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler