Gadis di Kamar Nomor 5 Itu Bernama Mariana

Rabu, 04 Mei 2016 – 07:46 WIB
Ilustrasi: pixabay

SORONG - Masih ingat dengan misteri tewasnya seorang gadis di kamar nomor 5, Penginapan Srikandi, di Jalan Jenderal Sudirman, Sorong, Papua Barat, Kamis (28/4) lalu?

Perlahan, tabirnya mulai terbuka. Nama gadis itu Mariana Agnes Timisela.

BACA JUGA: Benarkah Bu Dosen Itu Mengancam tak Luluskan Roy?

Kamis (28/4) malam, kamar nomor 5 itu dipadati polisi yang melakukan identifikasi terhadap jenazah gadis belia, yang saat itu belum diketahui identitasnya. Sepintas, tak terlihat ada kekerasaan jika melihat kondisi kamar. 

Gadis itu terbaring tenang di atas tempat tidur yang terbuat dari kayu, dengan sprei warna biru. Di sudut ruangan satu kursi dan meja yang, tampaknya belum sempat diduduki tamu. Karena terlihat rapih di posisi sebelum tamu masuk.

BACA JUGA: Astaga! 6 Rumah Dibobol Maling Sekaligus

Dinding kamar berukuran 3 x 3 itu dibuat dari kayu. Penginapan berlantai dua tersebut memang sederhana. Tapi tamunya kebanyakan dari luar Kota Sorong. Tak disangka, Mariana Agnes Timisela (Ria) yang baru sekali datang ke Sorong untuk menemui teman di Facebook harus mengembuskan napas terakhir di ruang penginapan itu.

Ruang tamu berukuran mini dengan lantai dan dinding kayu berisi sofa, meja, CCTV di sudut pelafon, dan kulkas minuman di sudut ruang tamu turut menjadi saksi kehadiran Ria bersama sang pria pada Rabu (27/4) pukul 16.00 WIT. Sebelum masuk ke dalam kamar nomor 5. Ria dan rekannya sempat duduk dan bercerita beberapa saat. 

BACA JUGA: Istri Terlelap, Suami Merayap ke Kamar Anak Tiri

Melihat isi pendingin yang berisi aneka minuman, Ria mungkin merasa tertarik. Ia lalu mengatakan jika ia haus. Namun, sang pria tak memberinya minum. Dengan alasan tak ada uang yang tersisa. Entah apa yang mereka beli sehingga kehabisan uang untuk hanya sekadar membeli minuman. 

Setelah bercerita, rekan Ria lalu menuju meja setinggi satu setengah meter di bagian teras penginapan. Di meja tersebut terpampang tulisan Srikandi dan diberi papan nama recepsionis. Kepada resepsionis, rekan Ria meminta disiapkan kamar yang akan disewanya selama 24 jam.

Setelah check in, Ria dan rekannya lantas memasuki kamar paling sudut bagian kanan lantai 2 di penginapan Srikandi. “Sekitar jam setengah 7 malam, laki-laki dia keluar trus minta kunci,” kata salah seorang resepsionis, Ilham, seperti dikutip dari Radar Sorong, Rabu (4/5).

Ilham mengatakan, pria tersebut telah beberapa kali menginap di tempatnya. Langganan. Sehingga pihaknya dengan mudah memberinya kunci motor. Meskipun ia belum membayar biaya penginapan sepeserpun. “Kami tidak kenal, tapi biasa lihat laki-laki itu kesini. Kalau perempuan itu (Ria, red), kami baru lihat,” ungkap Ilham. 

Saat meminta kunci motor pada Ilham, tak ada keanehan pada wajah pria berkulit sawo matang, dengan rambut ikal yang datang bersama Ria. Karena pihaknya tak asing dengan sosok pria itu. Ilham lalu memberikan kunci motor padanya. Pria itu pun lantas menuju tempat parkir roda dua yang hanya berjarak sekitar tiga meter dari meja resepsionis.

Sekitar pukul 20.00 WIT, cuaca dingin pada Rabu malam itu membuat bulu kuduk berdiri. Penginapan dua lantai disamping kali Remu yang diisi puluhan penginap tampak sunyi. Sebagian penghuninya telah terlelap. Yang terdengar hanya suara lalu lalang kendaraan yang melintas. 

Pukul 22.00 WIT, salah satu pegawai penginapan melewati kamar nomor 5. Ia lalu melihat kondisi pintu dari kayu setinggi dua meter itu dalam kondisi tersegel dari luar. Biasanya itu sebagai tanda kamar tak dihuni. Tapi, dia ingat betul, ada seorang gadis di dalam. “Jam 12an saya coba ketuk pintu itu, tapi tidak ada jawaban, sudah saya biarkan saja. Siapa tau dia tidur,” katanya.

Hingga sekitar pukul 01.30 WIT, entah apa yang membisiki kuping karyawan ini. Ia tiba-tiba teringat, perkataan Ria saat pertama kali tiba di penginapan. Ia kehausan, tapi tak memiliki uang. Karyawan tersebut, lalu menyuruh Ilham untuk member Ria minuman dingin. Ilham sempat menolak. Ia takut mengganggu tamunya yang tengah beristirahat.

“Saya pikir mungkin dia kehausan mau keluar beli, malu. Karena tidak ada uang, jadi tunggu temannya. Trus saya kasian, jadi saya beranikan diri masuk kekamarnya,”kata Ilham mengingat kejadian malam itu.

Derap langkah Ilham terasa berat. Ia harus memasuki kamar tamu. Wanita pula. Namun, karena niat baik. Ia nekat. Ia lalu mengetuk pintu, dan lantas membuka slot, dan masuk ke kamar. Sampai di kamar ia mendapati seorang wanita yang terbaring diatas tempat tidur berseprei kebiruan. 

Di kamar remang itu ia lalu mencolek tubuh Ria yang terbaring dengan tangan bersedekap, serta bantal yang menutupi wajahnya. Dengan tujuan hendak membangunkannya. “Saya bilang, kakak, ini minum dulu, tapi dia tidak menjawab,”kata Ilham.

Sekitar tiga menit mencoba membangunkan namun tak ada jawaban. Ilham lalu berlari dan memanggil rekannya. Dengan sigap pihak penginapan memanggil anggota Polisi di Pos Pasar Bersama yang hanya berjarak 100 meter dari penginapan. Selang 10 menit, anggota lalu memadati kamar nomor 05 penginapan Srikandi.

Saat didapati anggota, tubuh wanita itu masih dalam kondisi terbaring rapi dengan kondisi wajah tertutup bantal berwarna biru. Digelang dan leher Ria masih tersemat perhiasan. Sedang disisinya ada hand phone merk china berwarna merah yang sudah tidak disertai kartu perdana. Hingga kini belum ada kepastian penyebab kematian Ria. (nur hayyu supriatin/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerkosa dan Pembunuh Yuyun Ajukan Pembelaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler