jpnn.com - JAKARTA - Ditemukannnya dokter Rica dan anaknya yang dilaporkan hilang sejak 30 Desember 2015 menguak fakta lebih besar. Polisi menduga dokter Rica sedang direkrut organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) atau bernama lain Negara Karunia Semesta Alam (NKSA). Apalagi, ditemukan banyak sekali kasus sejenis di banyak daerah.
Tak mau jatuh korban lebih banyak, Polri menyatakan Gafatar atau NKSA sebagai organisasi berbahaya dan memburu para pimpinannya.
BACA JUGA: Bocah 13 Tahun Dianiaya 5 Oknum Marinir, Bu Menteri Langsung...
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sudah menetapkan Gafatar sebagai organisasi terlarang dan berkoordinasi dengan kepolisian daerah untuk memantau aktivitas anggota-anggotanya.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, dengan adanya laporan bahwa Gafatar banyak terlibat dalam kasus penculikan dan rekrutmen orang secara ilegal, Kemendagri memastikan Gafatar sebagai organisasi terlarang.
BACA JUGA: TOLOOOONG! Ayah dan Anaknya Babak Belur Dikeroyok Marinir
Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan mengatakan bahwa kelompok Gafatar berbahaya. Meski belum ditemukan adanya deteksi ancaman teror dari kelompok tersebut, Anton menyatakan bahwa Gafatar berbahaya karena menyebarluaskan ideologi yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
"Gerakan mengatasnamakan agama, tetapi tidak sesuai dengan agama itu berbahaya. Bukan menyerang fisik, tetapi ideologi. Mereka (Gafatar) mengaku Islam, tapi tidak salat, puasa, tidak naik haji, bahaya dari sisi ideologis," terang Anton di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.
BACA JUGA: Kronologi Hilangnya dr Rica hingga Ditemukan di Kalimantan
Anton menduga kelompok tersebut menyasar kalangan muda untuk mengikuti ajarannya. Dia mencontohkan munculnya kasus Rica yang hilang lantaran mengikuti ajaran kelompok Gafatar.
"Semua kalangan akan mereka rekrut. Polisi dan wartawan juga, anak-anak hingga dewasa. Kecenderungannya lebih banyak ke orang-orang muda karena dari sisi produktivitas mereka," jelas dia.
Sebelumnya dokter Rica Tri Handayani, warga Lampung yang hilang di Jogjakarta, ditemukan aparat Polda Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ). Polisi menemukan dokter Rica di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, bersama putranya, Zafran Alif Wicaksono. Rica diduga hendak bergabung dengan Gafatar.
Sebelum pergi, Rica sempat berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk berjuang di jalan Allah. Dia juga menitipkan surat kepada suaminya, dokter Aditya, yang berisi permohonan maaf karena tidak bisa bertemu langsung. Rica juga menyampaikan telah banyak bencana karena sifat umat Islam yang tidak lagi sesuai dengan akidah.
Radar Jogja (Jawa Pos Group) melaporkan, dua orang yang mendampingi Rica, yang diduga perekrut anggota Gafatar, yakni Eko Purnomo dan Veni Orinanda, akhirnya ditetapkan sebagai tersangka kemarin. Keduanya dijerat pasal 328 subsider pasal 332 KUHP tentang penculikan dan membawa lari orang lain.
"Ancaman pidananya sembilan tahun penjara," ujar Kasubdit I Jatanras Kamneg Ditreskrimum Polda DIJ AKBP Ganda Saragih di Mapolda DIJ kemarin. (wan/idr/lus/did/bri/JPG/c9/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perekrut Rica Dijerat Pasal Penculikan
Redaktur : Tim Redaksi