jpnn.com, BALI - Gagal membawa Sriwijaya FC ke papan atas pada kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC), Widodo Cahyono Putro justru melesat bersama Bali United.
Empat pertandingan memimpin perjuangan Irfan Bachdim dkk, tim berjuluk Serdadu Tridatu itu dihindarkan dari kekalahan.
BACA JUGA: Kalteng Putra Berencana Tambah 5 Pemain Berkualitas Agar Lolos ke Liga 1
Empat pertandingan pun Bali United bisa menambah 10 poin yang kemudian antarkan mereka merangsek ke papan atas.
Posisi ini langka bagi Bali United yang di awal musim Liga 1 terseok-seok bersama Hans Peter Schaller.
BACA JUGA: Toleransi Nyata Bali United, Pemain Selebrasi Sesuai Agama (2/habis)
Hingga akhirnya arsitek asal Austria itu dipecat di tengah jalan karena hanya bisa koleksi kekalahan di dua pertandingan awal usai menyerah 0-2 kepada Madura United dan takluk 1-2 kepada Persipura Jayapura.
Asa sempat menyembul saat Bali United dipegang caretaker Eko Purjianto. Persembahkan dua kemenangan saat lawan Persela Lamongan dan Semen Padang.
BACA JUGA: Toleransi Nyata Bali United, Pemain Selebrasi Sesuai Agama (1)
Namun kekalahan 1-2 dari Mitra Kukar meneguhkan manajemen memakai jasa Widodo Cahyono Putro alias WCP yang sedang jobless usai kontraknya gak diperpanjang Sriwijaya FC.
"Saya percaya pilihan Tuhan. Mungkin jodoh saya di sini. Tidak banyak yang saya lakukan di sini. Saya hanya mengarahkan pemain agar bisa tampil maksimal setiap dibutuhkan setelah melalui proses pemahaman karakter setiap individu pemain," ungkap WCP.
Misal, Marcos Flores memiliki kelebihan dalam memegang bola. Tapi fisiknya gak mendukung main full time. Komunikasi dilakukan dengan dia agar mau memanfaatkan kelebihannya saat diberikan menit main sebelum diganti. Demikian juga dengan striker Sylvano Dominique.
Striker impor ini jarang mau lari. Tapi dengan tugas dan pemahaman yang jelas, dia kini jadi predator dan jadi top scorer sementara Bali United dengan koleksi lima gol.
WCP mengaku, tidak butuh banyak waktu untuk menyelami karakter setiap individu pemain. Ini karena hampir separo pemain Bali United yang berjumlah 30 nama ini sudah pernah jadi anak asuhnya. Misal, I Gede Sukadana pernah jadi pemainnya saat di Persela Lamongan. Kemudian Irfan pernah satu tim di Timnas Indonesia.
Demikian juga dengan Ngurah Nanak Trisnajaya pernah diasuh ya di Sriwijaya FC. Bahkan Asisten Pelatih Eko Purjianto juga pernah bekerja sama di Timnas Kualifikasi Piala Asia U-22 2012.
"Jadi gak susah ketika harus adaptasi di Bali United. Apalagi cara kerja saya tidak suka membongkar pondasi yang sudah ada. Baik itu filosofi bermain atau pun skema permainan. Saya melanjutkan yang sudah ada kemudian memperbaiki yang kurang-kurang saja agar lebih baik," jelasnya. (kmd/ion)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Andalan Lini Belakang SFC Siap Diturunkan Kontra Mitra Kukar
Redaktur & Reporter : Budi