JAKARTA--Rakyat di sebagian besar negara yang berada di belahan tropis, termasuk Indonesia, terancam hidup miskin akibat perubahan iklim“Kondisi iklim dunia sudah tidak dapat dipastikan, dan kemungkinan akan mengakibatkan kerugian negara, khususnya di bidang pertanian, yakni terjadinya gagal panen,” ungkap Country Policy, Advocacy and Campaign Manager Oxfam Indonesia, Raja Siregar di Jakarta, Selasa (14/7).
Peralihan antara satu musim ke musim lainnya, lanjut dia, tidak lagi terlihat perbedaaan nyata
BACA JUGA: Bea Cukai Sergap 2 Warga Korea
“Petani merasa bingung untuk menentukan waktu yang tepat untuk memulai tanam, membuat persemaian, dan memanen hasil,” jelansyaBACA JUGA: Perlukah Kode Etik bagi Blogger?
Petani di pulau Jawa khususnya petani padi di Subang dan Pati menggambarkan musim hujan 2006/2007 sebagai musim paling ektsrim mengingat hujan terlambat hingga tiga bulan, sehingga mengakibatkan gagal tanam beberapa kali.Selain itu, para petani setempat juga mengalami hujan sementara atau false rain setelah persemaian dimulai, namun setelah itu hujan tidak turun lagi
BACA JUGA: KPA Sudah Tagih Janji ke SBY
“Penurunan produksi pangan ini secara global sekitar 15 – 30 persen,” sebutnyaDampak lain yang paling menakutkan, adalah meningkatnya kalaparan dan gangguan kesehatanPasalnya, sejumlah tanaman pangan dunia, seperti jagung dan beras merupakan bahan pangan yang paling sensitif terhadap kenaikan suhu dan pola musim yang ekstrim dan tidak lagi dapat diperkirakan.“Bahkan untuk bencana alam yang terkait dengan perubahan iklim, misalnya banjir dan rtanah longsor juga akan mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat hingga tahun 2030 mendatang,” serunyaMaka dari itu, dengan kondisi demikian pihaknya mengatakan perlunya perhatian dari pemerintah.(cha/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dubes AS Dukung Pesta Blogger
Redaktur : Tim Redaksi