jpnn.com, BALI - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR I Made Urip dan jajaran Eselon I Kementerian Pertanian (Kementan) turun melihat langsung keindahan persawahan agrowisata terasiring Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali, Jumat (11/12).
Jatiluwih sangat dikenal sebagai salah satu daerah di Bali yang memiliki sawah terasiring terbesar, dan penghasil beras berkualitas tinggi, yang kini juga sebagai objek agrowisata kelas dunia.
BACA JUGA: Sesuai Perintah Jokowi, Mentan SYL Didampingi Ridwan Kamil Lepas Ekspor Pertanian
Menurut Mentan SYL, sawah terasiring Jatiluwih sangat indah dan memiliki potensi untuk menghasilkan beras khusus berkualitas tinggi yang tidak dimiliki daerah lain.
Namun, ia mengatakan, potensi ini akan lebih memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya tarik wisata yang lebih tinggi, kalau dikembangkan atau dikelola dengan konsep mina padi dan budaya bertani yang ada.
BACA JUGA: Kementan Dorong Pembangunan Kawasan Agrowisata Hortikultura
"Kami telah sepakat dengan kepala Subak, Komisi IV DPR RI, pemerintah daerah, dan berbagai pihak untuk kembangkan potensi Jatiluwih ini melalui tumpang sari padi ikan, namanya mina padi dan budi daya ikan bioflok. Pola mina padi adalah pola klasik tetapi memelihara alam dan budaya yang bagus dan pariwisata makin menarik," kata Mentan SYL.
Menurutnya, untuk memelihara sumber daya alam yang dimiliki Jatiluwih, intervensi yang dilakukan pun tidak hanya pengembangan mina padi tetapi juga dengan ternak dan penanaman komoditas buah-buahan dan perkebunan seperti kelapa.
BACA JUGA: Arahan Mentan SYL, Kementan Komitmen Tingkatkan Transparansi dan Mencegah Korupsi
Selain itu, lanjut SYL, yang lebih penting juga adalah tidak boleh ada alih fungsi lahan sehingga Jatiluwih sebagai warisan budaya dunia makin terjaga.
"Artinya rakyat tidak hanya dapat dari pertanian dan khususnya padi, tetapi juga nilai dari pariwisatanya. Saya berharap Jatiluwih ini menjadi landmark yang paling kuat ke depannya. Nilai budaya kita harus jaga dan tidak boleh ada alih fungsi lahan," ujarnya.
I Made Urip mengapresiasi upaya Kementan dalam melakukan pengembangan Jatiluwih sehingga memiliki nilai tambah yang lebih dalam meningkatkan produksi pangan dan wisata.
Menurutnya, pengembangan mina padi merupakan upaya yang tepat karena sudah berhasil dikembangkan di daerah Sleman.
"Kami akan selalu memberikan dukungan untuk pertanian. Mina padi mudah-mudahan bisa menjadi contoh pembudidayaan yang dikolaborasikan dengan wisata," ungkapnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menambahkan sistem budi daya mina padi merupakan implementasi pola integrated farming atau pengelolaan pertanian terpadu.
Menurut dia, ini merupakan salah satu langkah nyata Kementan menyiapkan, dalam upaya peningkatan ketersediaan pangan di era pandemi Covid-19 dan ke depannya.
"Kementan sangat serius mendorong pengembangan pola integrated farming ini melalui pemberian bantuan KUR, bantuan bibit dan sarana produksinya lainya. Pola ini menjadi model untuk dikembangkan di berbagai daerah sehingga ketahanan pangan nasional dan di Jatiluwih tentu meningkatkan gairah di sektor pariwisatanya," terangnya. (*/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy