Gandeng Bank Jatim, Jiwasraya Target Raih Premi Rp 22 Triliun

Rabu, 20 Juli 2016 – 11:21 WIB
Jiwasraya. Foto: Ist

jpnn.com - SURABAYA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menggandeng PT Asuransi Jiwasraya dengan ikut memasarkan produk bancassurance.

Hal itu dilakukan untuk mendongkrak perolehan pendapatan nonbunga. Dirut Bank Jatim R. Soeroso menyatakan, kerja sama tersebut diharapkan memperluas layanan yang diberikan perseroan. ’’Berbagai produk yang bisa diakses kami incar untuk kerja sama,” katanya.

BACA JUGA: Indorama Investasikan USD 4,5 Miliar di Aljazair

Direktur Utama Asuransi Jiwasraya Hendrisman Rahim mengungkapkan, kerja sama dengan Bank Jatim diharapkan mendongkrak pendapatan premi Jiwasraya. Tahun ini pihaknya menargetkan pendapatan premi hingga Rp 22 triliun.

Di antara jumlah itu, sekitar Rp 11 triliun berasal dari layanan bancassurance. Tahun lalu bancassurance berkontribusi Rp 5,1 triliun dari total premi Rp 10,8 triliun. Hingga Juni lalu, asuransi jiwa pelat merah tersebut membukukan pendapatan premi Rp 7,6 triliun.

BACA JUGA: Kinclong, Produksi Pertamina EP Lampaui Target

’’Bank Jatim merupakan market leader bank daerah di Jatim. Kami berharap bisa memperluas pasar dengan memberikan nilai tambah dalam bentuk proteksi bagi nasabah Bank Jatim,” tuturnya.

Sementara itu, Bank Jatim berharap bisa memanfaatkan momen tax amnesty. Meski tidak ditunjuk sebagai bank penampung dana repatriasi, Bank Jatim akan berkomunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengambil peran dalam program amnesti pajak.

BACA JUGA: Freeport Indonesia Bangun Smelter Rp 30 Triliun

Kementerian Keuangan hanya menunjuk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) sebagai BPD penerima dana repatriasi.

Corporate Secretary Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menjelaskan, komunikasi BPD dengan OJK dilakukan bersama BPD lainnya, yakni PT Bank DKI.

Ada 70 bank yang memenuhi syarat untuk menjadi bank persepsi. Namun, pemerintah hanya menunjuk 19 bank. Menurut dia, Bank Jatim mampu menjadi bank persepsi.

Bank Jatim berupaya menggandeng bank-bank BUMN untuk bekerja sama memanfaatkan tax amnesty. Terutama, bank yang lini bisnis utamanya tidak bersaing langsung dengan Bank Jatim. Misalnya, kredit UMKM dan multiguna.

Wilayah kantor cabang yang berpotensi mengelola dana repatriasi tersebut adalah pelabuhan dan daerah industri, terutama Kediri dan Pasuruan. Bank Jatim menawarkan investasi reksa dana, deposito, dan tabungan untuk WP yang membawa dana repatriasi.

Ferdi mengaku, bank mungkin lebih menyarankan produk tabungan. Sebab, bunganya lebih rendah daripada deposito agar laba tidak tergerus. ’’Jika dana repatriasi ditempatkan di dana mahal, kami malah terbebani dengan cost of fund yang tinggi,” imbuhnya. (rin/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Krakatau Steel Lepas 4,9 Miliar Saham Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler