Gandeng ETF Genjot Mutu Pendidikan di Daerah Terpencil

Kamis, 12 Mei 2011 – 20:08 WIB

JAKARTA--Kualitas pendidikan di daerah terpencil mendapat perhatian khusus dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas)Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdiknas menggandeng Eka Tjipta Foundation (ETF) untuk menggenjot kualitas pendidikan di daerah terpencil

BACA JUGA: Putusan Usakti Dieksekusi 19 Mei

Kemdiknas segera membenahi kurikulum, guru, dan aspek lainnya, sedang EFT akan mengatasi problem minimnya sarana dan prasarana.

“Balitbang akan meriset hasil-hasil pendidikan yang sudah berjalan di sekolah-sekolah di bawah naungan ETF
Kemudian, memetakan kekurangan-kekurangan dan karakteristik yang ada,” ungkap Sekretaris Balitbang Kemdiknas, Burhanuddin Tola usai penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) dengan ETF di Kemdiknas, Jakarta, Kamis (12/5).

Burhanuddin menyampaikan, pihaknya akan menangani kurikulum termasuk soal, buku, guru, dan lain-lain yang akan dikoordinasikan dengan unit terkait

BACA JUGA: Gubernur Lampung Tolak Aksi Coret dan Konvoi

Sementara, ETF akan menangani sarana dan prasarananya
“(Kerja sama ini) nantinya bisa sebagai contoh untuk kegiatan partnership yang lain,” ujarnya.

Kuasa Ketua Umum ETF San Gunawan mengatakan, pada tahap awal kesepakatan ini akan melibatkan enam sekolah, yang selama ini menjadi mitra binaan ETF di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi

BACA JUGA: Staf Khusus Mendiknas Bantah Bela Rektor Trisakti



Pada tahap berikutnya akan melibatkan tidak kurang dari 145 sekolah mulai dari taman kanak-kanak (TK) sampai dengan sekolah menengah atasSelain itu, akan ditingkatkan kemampuan 2.000 guru dan 20.000 peserta didik“Memang di sana sudah ada pembangunan secara fisik seperti bangunan-bangunan dan sarana prasarana sekolahSayangnya, belum tahu bagaimana kurikulum KTSP yang baik itu seperti apa? Guru yang ingin mengajar di daerah terpencil tersebut juga sangat terbatas,” kata San.

Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdiknas Diah Harianti mengatakan, akan ada pendekatan khusus untuk menerapkan kurikulum di sekolah-sekolah tersebutHarapannya, kata dia, peserta didik lulusan sekolah itu tidak akan melupakan daerah asalnya di wilayah perkebunan“Jadi, mereka dapat meningkatkan kehidupannya di masa datang terkait karirnyaTidak menutup kemungkinan nanti anak-anak perkebunan itu akan turut ambil bagian dalam perusahaan ECF,” katanya(cha/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemdiknas Diminta Tinjau Ulang SK Menteri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler