Gandeng Siber Kreasi, Kemenkominfo Ingin Peserta Didik Baru Cakap Digital

Jumat, 15 Juli 2022 – 21:10 WIB
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siber Kreasi menggelar kegiatan Literasi Digital terhadap peserta didik baru. Foto: Kemenkominfo

jpnn.com, MAKASSAR - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siber Kreasi menggelar kegiatan Literasi Digital terhadap peserta didik baru melalui video virtual, Kamis (14/7).

Kegiatan yang menyasar peserta didik baru kelas X tingkat SMA Cabang Dinas Pendidikan Sulsel, wilayah I dan II itu diharapkan bisa meningkatkan kemampuan tentang system Smart.

Kegiatan itu juga menghadirkan sejumlah narasumber Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Setiawan Aswad, Ambasador Wakelet Indonesia Anshar Syukur, Ketua Satgas Pandu Nasional Digital JSDI (2021-2025), dan Japeldi dari Universitas Negeri Makassar Citra Rosalyn Anwar.

BACA JUGA: Kemenkominfo Dorong Masyarakat Buat Konten Digital tentang Nilai Pancasila

Setiawan Aswad mengatakan dalam Budaya Media Digital memiliki beberapa tantangan yang harus diperhatikan para generasi muda, di antaranya mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya nilai kesopanan, dan kesantunan.

Dia menyebut belum lagi menghilangnya budaya Indonesia dan media digital menjadi panggung budaya asing.

BACA JUGA: Kemenkominfo Gandeng Siber Kreasi Gelar Pelatihan Literasi Digital, Ini Sasarannya

“Para pelajar diharapkan mampu tetap mempertahankan budaya Indonesia di tengah gempuran perkembangan digital saat ini,” kata Setiawan.

Setiawan mengingatkan pentingnya menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan dalam beraktivitas di ruang digital.

BACA JUGA: Kemenkominfo Gandeng GNLD Gelar Pelatihan Literasi Digital untuk Relawan Aceh

Setiawan menyebutkan ketika pemahaman nilai Pancasila, yaitu tidak mampu memahami batasan kebebasan berekspresi dengan perundungan siber, ujaran kebencian, pencemaran nama baik di ruang digital.

"Tidak membedakan keterbukaan informasi publik dan pelanggaran privasi di ruang digital," tuturnya.

Sementara itu, Anshar Syukur mengatakan ada enam media sosial yang paling sering digunakan, yaitu facebook, instagram, twitter, youtube, Whatsapp, dan telegram.

Menurut dia, Media Sosial menjadi wadah membagi informasi, dan mendapat informasi dengan mudah.

Namun, Anshar mengingatkan masalah keamanan digital merupakan satu proses memastikan penggunaan layanan baik secara daring, maupun luring dilakukan secara aman.

"Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia,” ujarnya.

Anshar menekankan masalah penipuan pada dunia digital.

Dia mengaku masih mendapatkan di masyarakat sehingga perlu memahami seperti apa bentuk dari penipuan digital ini.

Empat bentuk penipuan digital, yaitu scam, spam, phising, dan hacking

Penipuan dapat bersifat social engineering dengan ragam bentuk yang kita terima mulai dari SMS, telepon, email bahkan dalam bentuk virus serta pembajakan/ peretasan akun dan cloning platform yang kita miliki.

“Tidak ada yang aman 100% di dunia digital, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin,” kata dia. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenkominfo Ingatkan Hindari Komentar Negatif di Media Sosial, Bahaya!


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler