Ganjar Diuji Pendeta Gilbert di Depan Umat Kristen, Lulus & Terbukti soal Toleransi

Sabtu, 28 Oktober 2023 – 22:22 WIB
Bakal capres Pemilu 2024 Ganjar Pranowo (duduk di tengah) berdiskusi dengan Pendeta Gilbert Lumoindong dan Ketua Umum Relawan Damai Sejahtera (REDS) Olly Dondokambey di Hotel Borobudur Jakarta Pusat, Sabtu (28/10/2023). Foto: supplied for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bakal capres Pemilu 2024 Ganjar Pranowo memukau ratusan umat Kristen yang memenuhi salah satu aula di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pada Sabtu (28/10/2023) sore.

Ganjar hadir di hotel tersebut untuk memenuhi undangan deklarasi Relawan Damai Sejahtera  (REDS) pimpinan Olly Dondokambey.

BACA JUGA: Selamat Ultah, Dab Ganjar Pranowo! Anies Sampaikan Tahniah Pakai Basa Walikan Jogja

Dalam pertemuan itu, REDS juga menghadirkan Pendeta Gilbert Lumoindong. Pengabar Injil itu melontarkan berbagai pertanyaan yang menjadi semacam tes bagi Ganjar.

Misalnya, Pendeta Gilbert bertanya soal toleransi dan kebebasan beribadah. “Bagaimana cara bapak agar kami umat Kristen bisa beribadah dengan tenang dan nyaman,” tanya Pendeta Gilbert kepada Ganjar.

BACA JUGA: Ganjar Serap Ilmu dari Tokoh Lintas Agama demi Jaga Toleransi & Kebinekaan Indonesia

Selain itu, pendiri GBI Glow Fellowship Centre tersebut juga mengeluhkan soal umat Kristen yang kerap kesulitan memperoleh izin mendirikan gereja.

BACA JUGA: Hasto Ungkap Kontemplasi Megawati dengan Tasbih Merah Sebelum Memilih Mahfud

“Kami juga ingin dipermudah dalam perizinan membangun tempat ibadah," ucap Pendeta Gilbert.

Ganjar yang duduk di antara Pendeta Gilbert dan Ketua Umum Olly Dondokambey pun menjawab pertanyaan tersebut secara bernas.

Bakal capres dari koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, dan Partai Perindo itu mengawali jawabannya dengan pengalamannya saat menjadi gubernur Jawa Tengah.

Menurut Ganjar, dirinya pernah didatangi pihak yang mengeluhkan izin pendirian gereja. “Tidak bisa selesai meskipun sudah diurus selama 22 tahun,” tutur Ganjar mengutip umat Kristen yang menemuinya.

Menantu kiai Nahdlatul Ulama (NU) di Purbalingga, Jateng, itu pun langsung turun tangan melakukan lobi atau pendekatan. Ganjar juga melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng.

“Akhirnya bisa ketemu persoalannya, dirembuk dan selesai. Sekarang mereka (umat Kristen di Jateng) bisa beribadah dengan tenang," ujar Ganjar.

Suami Siti Atikoh itu juga menyampaikan cerita lain, yakni soal warga Buddhis yang harus membayar saat hendak beribadah di Candi Borobudur.

Ganjar pun mencoba mencari solusi agar para Buddhis tidak membayar untuk beribadah di candi Buddha itu. Solusinya ialah membuat satu tempat khusus ibadah Buddhis di kawasan Candi Borobudur.

Menurut Ganjar, keluhan serupa juga datang dari umat Hindu yang hendak beribadah di Candi Prambanan. Ganjar pun turun langsung untuk menyelesaikan persoalan.

Solusinya juga menyediakan satu tempat khusus untuk umat Hindu beribadah di Prambanan. "Semua itu sudah saya lakukan, bukan hanya janji," kata Ganjar.

Namun, ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) itu mengakui hambatan bagi umat agama tertentu untuk beribadah masih ada.

Saat masih menimba ilmu di SMA Bopkri 1 Yogyakarta pada era 1980-an, Ganjar pun sudah sering mendengar kisah tentang umat Kristen kesulitan mendirikan gereja.

Namun, ketika terjun menjadi politikus, Ganjar digembleng soal ketaatan kepada Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Politikus PDIP tersebut menegaskan kebebasan beribadah merupakan amanat konstitusi.

“Kalau soal kebebasan beribadah itu bukan cerita SKB (surat keputusan bersama, red), itu cerita konstitusi yang paling tinggi di republik ini," ucap bakal capres yang berpasangan dengan Mahfud MD tersebut.

Pendeta Gilbert dan ratusan umat Kristen pun bertepuk tangan saat Ganjar menyampaikan jawaban demi jawaban yang meyakinkan.

“Kita senang hari ini ketemu Pak Ganjar yang tidak hanya bicara retorika atau janji politik, tetapi memberikan jawaban sesuai pengalaman yang telah dilakukan,” ucap Pendeta Gilbert.

Tokoh berdarah Minahasa itu menganggap Ganjar bukanlah politikus yang cuma bisa mengobral janji.

“Ini yang kita butuhkan, orang yang tidak hanya berjanji tetapi sudah melakukan. Pak Ganjar adalah pemimpin yang diharapkan bangsa ini," ucap Pendeta Gilbert.

Lebih lanjut Pendeta Gilbert menilai komitmen Ganjar akan kebebasan beragama dan toleransi sudah terbukti. Ganjar, imbuh Pendeta Gilbert, telah merintis upaya memperjuangkan hal yang menjadi harapan kelompok minoritas tersebut.

“Pak Ganjar itu tidak pernah berurusan dengan politik identitas. Ini salah satu yang membuat kelompok minoritas percaya,” kata Pendeta Gilbert.(jpnn.com)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sukarelawan Jokowi Ini Pilih Dukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler