Ganjar Pranowo: Banyak yang Merasa Kehilangan Sosok Nyai Nafisah

Jumat, 11 November 2022 – 17:41 WIB
Ganjar Pranowo mengunjungi Pesantren Maslakul Huda, Pati. Foto: dok IG @ganjarpranowo

jpnn.com, PATI - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengenang Nyai Hj Nafisah Sahal Mahfudz sebagai sosok perempuan hebat.

Mustasyar PBNU periode 2022-2027 itu meninggal dunia pada Kamis, (10/11) petang.

BACA JUGA: Berhasil Bangun Ribuan Embung di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo: Ini Bisa Untuk Pariwisata

Hal itu diungkapkan Ganjar usai mengunjungi Pesantren Maslakul Huda, Pati, Jumat (11/11) siang.

Ganjar diterima oleh putra almarhumah, yakni Abdur Ghaffar Rozin atau Gus Rozin.

BACA JUGA: Jamin Petani Dapat Akses Pupuk Bersubsidi, Ganjar Buat Posko Pelayanan & Aduan, Ini Nomornya!

“Beliau itu tokoh perempuan yang sangat hebat. Siapa yang tidak kenal dengan keluarga besar Kiai Sahal Mahfudz ini,” kata Ganjar usai berpamitan dengan Gus Rozin.

Mantan anggota DPR RI itu menyebut Nyai Nafisah sosok yang kharismatik dan luar biasa.

BACA JUGA: Ganjar Tegaskan Tidak Ada PHK Massal Industri Tekstil di Jateng

Selain itu, Nyai Nafisah selama ini memiliki fisik yang kuat.

“Beberapa kali kena stroke masih kuat dan pernah suatu ketika beliau sakit stroke, setelah berobat sebentar lalu berangkat umrah, beliau masih kuat,” katanya.

Ganjar menyebut dari sisi keagamaan, istri mendiang KH Sahal Mahfudz itu sosok hebat.

Itu sebabnya almarhumah menjadi panutan banyak orang. Ganjar menambahkan banyak orang kehilangan sosok Nyai Nafisah.

“Sebagai tokoh perempuan, hebat jadi panutan banyak orang. Maka hari ini beliau kapundut, pasti banyak yang merasa kehilangan,” tuturnya.

Sebagai informasi, istri mendiang KH Sahal Mahfudh (Rais Am PBNU 1999-2014) itu meninggal dunia di RSI Pati setelah sebelumnya sempat menjalani perawatan di RS Telogorejo Semarang.

Nyai Nafisah Sahal dikenal sebagai tokoh yang aktif di beragam bidang mulai pendidikan, organisasi, hingga politik.

Nyai Nafisah Sahal lahir dari pasangan suami istri KH. Abdul Fattah Hasyim dan Nyai Hj Musyarofah pada 8 Februari 1946 di Jombang, Jawa Timur.

Ibundanya merupakan pendiri Pondok Pesantren Putri Al-Fathimiyyah, Bahrul Ulum,Tambakberas sementara sang ayah merupakan pendiri Madrasah Mu'allimin Mu'allimat Bahrul Ulum,Tambakberas, Jombang. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler