jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Ganjar Pranowo memprioritaskan pembangunana rumah layak, sehat, dan nyaman bagi masyarakatnya selama memimpin Jawa Tengah.
Oleh karena itu, warga Jateng yang berpenghasilan rendah punya kesempatan memugar rumahnya yang tak layak huni.
BACA JUGA: Ikhwan Arif: Ganjar Makin Sulit Jadi Capres jika KIR dan KIB Bergabung
Hal itu mengacu pada UU No 1 Tahun 2011, rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.
Melalui Bantuan Keuangan Desa (Bankeudes) yang dikelola Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disparakim), Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sampai 2022 telah merenovasi 77.221 unit rumah tak layak huni (RTLH).
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Merenovasi 6.600 RTLH Hanya dalam Waktu 4 Bulan
Kategori RTLH adalah rumah yang tak memenuhi standar keselamatan bangunan, kesehatan, dan kecukupan luas ruang untuk penghuninya.
Sepanjang 2016-2022, total jumlah RTLH yang ditangani Ganjar mencapai 1.269.056 unit. Sumber pendanaan hasil keroyokan dari APBD, APBN, Baznas, CSR, dan filantropi.
BACA JUGA: Dewan Usulkan Perbaikan Rumah Rusak Akibat Bencana Dibiayai Program RTLH
Ganjar menyebut warga menerima jumlah yang berbeda-beda untuk dana RTLH, mulai dari Rp 12 juta hingga Rp 50 juta. Semua tergantung sumber anggarannya.
“Bantuannya sudah diterimakan berupa material. Jadi tinggal membangun,” ungkap Ganjar dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin (13/2).
Dia menegaskan program pembangunan RTLH sudah tepat sasaran. Sebab, selain proses usulan, pendataan, juga dilakukan verifikasi dan validasi.
"Bicara rumah itu kan ada alas, lantai, dinding, kalau itu bagus skornya (indikator pengentasan kemiskinan) pasti naik. Tinggal ditambah jamban, ditambah air, tentu akan lebih bagus lagi," terang Ganjar.
Ganjar mengatakan target RTLH di 2023 nanti masih disandingkan dengan berbagai program dan kolaborasi untuk memaksimalkan pengentasan kemiskinan, misalnya dari CSR perusahaan dan penghimpunan zakat dari Baznas.
Dia menegaskan tidak akan berhenti menggerakkan program sosial dan pengentasan kemiskinan.
Salah satu penerima manfaat program pemugaran rumah adalah Sholikin. Buruh bangunan warga RT 6/RW 3 Dusun Lerep, Desa Lerep, Kabupaten Semarang itu tak menyangka rumahnya yang jelek kini layak ditinggali.
''Maturnuwun Pak Gubernur, sekarang rumah kami sudah bagus dan nyaman untuk ditempati. Setelah rumah kami direhab, kami merasa bahagia,'' kata Sholikin.
Hal senada disampaikan warga Dusun Lerep lainnya Warsuli. Sudah lama ibu yang sakit lumpuh itu mendambakan rumah sehat yang layak huni.
Impiannya terwujud, ketika bantuan Rp 12 juta dari pemprov telah menyulap rumahnya menjadi lebih bagus dari sebelumnya.
Kades Lerep Sumaryadi mengungkapkan pada 2022 telah mendapatkan kucuran bantuan dari Pemprov Jateng sebesar Rp 289 juta. Dari dana tersebut, sebanyak Rp 84 juta digunakan untuk pembangunan RTLH warganya sebanyak tujuh unit, atau masing-masing penghuni menerima bantuan Rp 12 juta.
''Bantuan ini sangat membantu desa, khususnya dalam upaya mbantu masyarakat yang berpenghasilan rendah agar dapat hidup lebih sehat dan sejahtera,'' kata Sumaryadi.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul