jpnn.com - JAKARTA – Komisi III DPR menaruh perhatian khusus pada kaburnya 10 tahanan Badan Narkotika Nasional (BNN) Selasa (31/3) dini hari lalu. Kemarin (1/4), rombongan anggota dewan menginspeksi langsung ke gedung BNN. Dari hasil pemantauan tersebut, kecurigaan keterlibatan orang dalam sehingga dua kelompok tahanan narkoba itu bisa kabur semakin kuat.
Sekitar pukul 17.00, rombongan komisi III yang dipimpin Ketua Aziz Syamsudin tiba di halaman depan gedung BNN. Setelah disambut Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar, rombongan diantar ke gedung Direktorat Pengawasan Tahanan Barang Bukti dan Aset Deputi Pemberantasan BNN.
BACA JUGA: KPK Siapkan Cara agar Pejabat Daerah Tertib Laporkan Kekayaan
Itulah tempat kejadian perkara (TKP) penjebolan tembok oleh 10 tahanan BNN tersebut. Sekitar 15 menit berada di dalam ruang tahanan, rombongan kemudian menuju gedung utama BNN. Di sana, rombongan komisi III melakukan pertemuan tertutup sekitar sejam dengan Anang.
Saat ditemui setelah rapat, anggota komisi III Masinton Pasaribu menggambarkan kondisi ruang tahanan di BNN. Menurut dia, secara prosedur, pengamanan di ruang tahanan sudah cukup standar, mengingat luas sel dan jumlah tahanan tidak sebanyak di lembaga pemasyarakatan pada umumnya. ’’Pintu pengamanannya berlapis. Setelah masuk, ada lorong. Nah, di sisi kanan lorong itu sel semua,’’ ujarnya.
BACA JUGA: Mantan Presenter Cantik Ini Siap Bersaing dengan Megawati
Menurut dia, indikasi keterlibatan orang dalam sangat kuat. Sebab, selain oleh petugas sipir, ada pemantauan secara elektronik. ’’Di atas ujung lorong itu persis, ada CCTV. Apalagi untuk menjebol tembok, itu kan butuh waktu lama,’’ ungkap Masinton.
Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar menambahkan, selama ini ruang tahanan dijaga sembilan personel tiap hari. Dia menilai pengamanan oleh satuan khusus internal itu masih kurang. ’’Kalau jumlahnya lebih banyak, lebih bagus,’’ katanya.
BACA JUGA: Kisah Heroik Tim Elite BNN, Hampir Gila 3 Tahun Mengintai tanpa Hasil
Dia juga tidak menampik kecurigaan terhadap personel internal yang terindikasi terlibat dalam kaburnya 10 tahanan itu. Anang menegaskan akan melakukan penyelidikan internal untuk mengungkap kasus yang sangat mencoreng tersebut. ’’Kalau memang ini (keterlibatan) personel kami, kami tindak,’’ tegasnya.
Sementara itu, Mabes Polri akan membentuk tim untuk turut mengejar 10 tahanan BNN yang melarikan diri Selasa dini hari (31/3). ’’Masak saudara sendiri tidak dibantu? Kami sedang bentuk tim,’’ ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Anton Charliyan di Mabes Polri kemarin.
Walau demikian, dia belum bisa menjelaskan detail tim yang akan dibentuk. ’’Kami tidak akan beri tahu,’’ katanya.
Ditanya soal kemungkinan para tahanan melarikan diri secara terencana, Anton enggan berandai-andai. Menurut dia, semua akan terbukti melalui penyelidikan. ’’Jangan menduga, jangan berasumsi. Bicara fakta saja,’’ tegasnya.
Dua hari lalu, 10 tahanan melarikan diri dari ruang tahanan BNN di Cawang, Jakarta. Seorang di antara sepuluh tahanan tersebut merupakan anak buah Sylvester Obiekwe, terpidana kasus narkoba yang menanti eksekusi mati Kejaksaan Agung. Keluar dari ruang tahanan, 10 tahanan tersebut lantas melompati tembok setinggi 3 meter dan kabur ke kawasan Rumah Sakit Otak Nasional.
Aksi itu seharusnya bisa digagalkan jika empat petugas jaga BNN tidak lalai. Pelarian tersebut akhirnya bisa diketahui setelah tahanan-tahanan BNN lainnya berteriak memanggil petugas. (bay/c5/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Pemerintah Antisipasi Penyebaran Radikalisme di Lapas
Redaktur : Tim Redaksi